logo SLO Nusantara

Pengertian perhitungan laba atau imbal hasil harus dipahami oleh investor sebelum memutuskan untuk melepas unit penyertaan pada dana investasi. Perlu dihindari situasi dimana penjualan dilakukan saat nilai dana sedang merosot dan berpotensi menimbulkan kerugian.

Berikutnya, bagaimana langkah-langkah untuk menentukan pengembalian dari investasi reksadana? Apakah bisa menjelaskan proses simulasi dalam menghitung nilai reksa dana tersebut? Cara apakah yang digunakan untuk memperkirakan labanya setiap bulannya jika berinvestasi di reksadana? Dan juga, bagaimana metode hitung untung atas investasi reksadana tiap tahunnya?

Lihat penjelasannya untuk mempelajari bagaimana menghitung dan menentukan presentase laba dari investasi reksadana di sini.

Cara Menghitung Keuntungan Reksadana

Reksadana
Merupakan salah satu jenis investasi yang semakin populer di Indonesia. Cara kerja reksa dana adalah sebagai tempat untuk menampung dana dari para investor perseorangan. Pada dasarnya, investor akan menyuntikkan dananya dengan cara membeli satuan atau unit penyertaan.

Uang yang dikumpulkan dari para investor selanjutnya dikelola oleh Perusahaan Manajer Investasi dengan cara menanamkannya dalam bentuk efek, misalnya saham, obligasi, serta deposito. Keuntungan maupun kerugiannya bergantung pada beberapa variabel tersebut. Investor bisa kapan saja menukar reksadana mereka menjadi uang tunai demi mendapatkan laba, mencapai titik impas, atau menderita rugi.

Di Indonesia, sekitar terdapat empat tipe dana investasi yang umum dijumpai. Yang pertama adalah,
reksadana pasar uang
merupakan jenis reksadana yang menggunakan dana dari para investor untuk disalurkan sebagai deposit serta sertifikat di Bank Indonesia.

Kedua, reksadana pendapatan tetap merupakan jenis investasi yang sebagian besar menanamkan dananya pada instrumen obligasi atau surat utang. Ketiga, reksa dana saham menggunakan delapan puluh persen dari total modalnya untuk pembelian saham. Keempat, reksa dana campuran memiliki fleksibilitas dalam penyalurannya dengan bisa berinvestasi di obligasi, saham, serta deposito.

Agar bisa menghitung laba dari investasi reksadana, investor setidaknya perlu memahami dua konsep utama yaitu Nilai Aktiva Bersih (NAB) serta Unit Penyertaan (UP). NAB merujuk pada total aset yang dimiliki oleh para pemodal.

asset under management

Reksa dana adalah tempat pengelolaan uangnya. Sementara itu, UP merujuk pada NAB yang telah dibagi-bagikan atau unit ukurannya yang mengindikasikan seberapa banyak porsi investasi seseorang.
investor
.

Investor selanjutnya bisa mulai menentukan total Unit Penyertaan (UP) yang mereka miliki. Jumlah UP individu tetap stabil sejak pembelian awal sampai periode penjualan nanti.

Selanjutnya, amati apakah ada kenaikan atau penurunan dalam harga setiap unit. Kalikan harga satuan terkini dengan total UP yang Anda miliki. Akhirnya, tolaklah nilai keseluruhan dari unit terbaru dengan harga awal saat membeli. Berikut adalah ilustrasi rumusnya:

[Jumlah Satuan x Harga Saat Ini – Jumlah Satuan x Harga pada Pembelian Awal = Laba dari Reksadana]

Formula ini bisa dipakai untuk menentukan hasil pengembalian dari investasi pada reksadana pasar uang ataupun jenis reksadana yang lain. Formula ini pun sanggup diaplikasikan untuk mencari tahu presentase keuntungan tersebut.
keuntungan
dana investasi setiap bulan atau tiap tahun.

Contoh Peragaan Mengukur Laba dari Investasi Reksadana

Langkah termudah untuk mengetahui pengembalian dari investasi reksa dana dapat dilakukan dengan memeriksa simulasi terlebih dahulu. Di bawah ini merupakan sebuah contohnya:
cara
mengkalkulasi laba dari investasi reksadana pada sebuah skenario:

Pada bulan Agustus 2023, Burhan menginvestasikan uangnya senilai Rp10.000.000 ke dalam produk reksadana milik perusahaan X dengan harga setiap unitnya yaitu Rp10.000. Berapa jumlah Unit Aktiva Bersih (NAB) reksadananya yang kini dimiliki oleh Burhan?

[Rp10.000.000 dibagi dengan Rp10.000 sama dengan 1.000 unit]

Sebuah tahun setelah itu di bulan Agustus 2024, Burhan memutuskan untuk menguangkan hasil investasinya dalam bentuk reksadana. Berdasarkan data yang ada, nilai aktiva bersih (NAB) tiap unit dari reksadana milik Burhan telah mencapai angka Rp12.000. Sementara jumlah total Nilai Aktiva Bersih (NAB) atas reksadana milik Burhan sekarang ini yakni:

[Rp12.000 x 1.000 unit = Rp12.000.000]

Agar bisa melihat keuntungannya, Anda cukup mengurangkan harga beli reksa dana dari harganya sekarang.

[Rp12.000.000 – Rp10.000.000 = Rp2.000.000] menjadi [Rp2.000.000]

Berdasarkan situasi tersebut, Burhan menerima laba sebanyak 20 persen dari dana investasinya yang berupa reksadana.


Manfaat dan Risiko Berinvestasi di Reksa Dana

Berikut adalah beberapa pro dan kontra dari investasi dalam bentuk reksadana yang perlu dipertimbangkan saat Anda berencana untuk menanamkan dana lewat instrumen tersebut.

1. Keuntungan Investasi Reksadana

Berikut adalah beberapa manfaat berinvestasi dalam bentuk reksa dana:

1. Pemula bisa investasi
Pemula
Orang yang belum mengenal secara detail tentang investasi bisa memilih reksa dana dengan tingkat risiko rendah. Dana pada reksa dana akan diurus oleh seorang manajer investasi yang sudah mahir dan memiliki pengalaman dalam bidang ini. Investor hanya perlu menyimpan uangnya dan selanjutnya biarkan sang manajer mencari peluang agar modal tersebut bertambah.

2. Harga Terjangkau: Biaya investasi dalam reksadana relatif lebih murah, sebab Anda cukup menyetorkan dana awal dari Rp100.000 saja. Dibandingkan dengan alternatif lainnya seperti deposito di mana butuh setoran minimum mencapai 1 miliar rupiah untuk menghasilkan keuntungan signifikan; Obligasi paling tidak membutuhkan modal senilai lima juta rupiah dan pembelian saham pun biasanya dimulai dari jumlah satu lot yaitu seratus lembar saham dengan nilai tiap lembar bisa berawal dari Rp50.000.

3. Bisa dijual sewaktu-waktu Investor bisa menjual unit reksadana secara bebas (

liquid

). Sebagai pembanding,
deposito
perlu menanti waktu kedaluwarsa agar dapat diambil.

2. Kerugian Investasi Reksadana

Berikut adalah beberapa kekurangan dari investasi reksa dana:

1. Manajer Investasi wajib mendapatkan fee dari pemegang modal berdasarkan aturan tertentu. Biaya tersebut umumnya diserahkan saat membeli pertama kali dengan presentase antara 1% hingga 3%, serta pada waktu menjual kembali unit penyertaan dengan rasio 0,5% sampai 1%.

2. Terdapat potensi performa rendah dari pihak pengelola dana. Pengelola dana bisa mencapai hasil kurang memuaskan entah disebabkan oleh hal-hal di dalam perusahaan atau pun luarannya.

3. Nilai Aktiva Bersih (NAB) masih belum pasti pada saat transaksi karena baru dihitung di penghujung hari. Investor tidak memiliki informasi tentang nilai tepat NAB ketika mereka melakukan pembelian maupun penjualan. Karena alasan tersebut, situasinya menjadi kurang menentukan.
menguntungkan
dapat terjadi.