logo SLO Nusantara

Setiap orang tua pasti berharap hal terbaik bagi buah hatinya. Akan tetapi, ada jenis orang tua yang lebih condong ke arah posesif dan secara konsisten mencampuri urusan anak-anak mereka agar tak merasakan tantangan ataupun ketidaknyamanan sekecil apapun.

Mereka disebut
snowplay parents
Seperti seseorang yang membersihkan salju di jalan sebelum sang anak berjalan, menjamin semuanya rata dan tidak ada halangan.

Walaupun kelihatannya dipenuhi dengan kasih sayang, pendekatan pengasuhan ini dapat menghasilkan efek yang belum tentu selalu baik.

Anak yang dibesarkan dengan metode pendidikan ini
snowplay
Bisa jadi merasa kesulitan mengatasi rintangan dalam kehidupan sebenarnya lantaran sudah biasa ada orang yang senantiasa memecahkan masalah bagi mereka.

Berikut, bagaimana sebenarnya model pengasuhan tersebut tercipta? Bagaimanakah imbasnya pada pertumbuhan anak kecil itu?

SLO NUSANTARA

telah merangkum

apa itu


snowplow


parents?

1. Orangtua jadi protektif?

Menurut Carolyn Daitch, Ph.D., yang merupakan Direktornya
Pusat Perawatan untuk Gangguan Kecemasan
terdapat suatu pendekatan pengasuhan yang dikenal sebagai
snowplow parenting
(atau dikenal juga sebagai
lawnmower parenting
).

Model pengasuhan ini menunjukkan para orang tua yang bukan saja sangat berfokus pada hidup anak-anak mereka, namun juga terlampau protektif terhadapnya.

“Orantua dengan pola asuh ini cenderung mengambil terlalu banyak tanggung jawab atas pengalaman anak-anak mereka, terutama dalam hal kesuksesan atau kegagalan anak,”
jelas Carolyn Daitch, Ph.D.

Namun,
snowplow parenting
tidak berhenti di situ. Pola asuh ini melangkah lebih jauh dengan menggambarkan orangtua yang tidak hanya overprotektif, tetapi juga “berjuang” untuk anak mereka.

Mereka cenderung menghalau semua rintangan, tantangan, atau masalah yang dihadapi anak, seolah-olah mereka adalah “buldoser” yang membersihkan jalan agar anak tidak perlu merasakan ketidaknyamanan.

2. Akibat dari pendidikan orangtua yang terlampau melindungi anak

Gaya pengasuhan yang sangat membatasi atau terlalu melindungi bisa mempengaruhi kapabilitas anak dalam menangani kesulitan.

Anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh seperti ini cenderung tidak nyaman dengan rasa frustrasi, sehingga kesulitan menyelesaikan tugas yang sulit secara mandiri.

Berikut ini adalah sejumlah akibat yang mungkin timbul bila anak belum terbiasa menghadapi rintangan:

  1. Anak mudah menyerah ketika mengalami hambatan karena sudah biasanya didukung oleh orang tua.
  2. Tanpa pernah menemui hambatan, anak-anak cenderung cepat merasa terbebani dan stres.
  3. Anak tersebut merasa tak bisa mengatasi permasalahan sendiri dan memerlukan pertolongan dari pihak lain.
  4. Menghadapi kesulitan untuk mempelajari hal-hal secara jangka panjang.
  5. Anak kurang mandiri, terlalu sering bergantung pada pihak lain dan mengalami kesulitan dalam penyelesaian tugas secara independen.

3. Tanda orangtua termasuk snowplow

Pola asuh
snowplow
sering kali dimulai dengan hal-hal kecil yang terlihat tidak berbahaya. Namun, jika dibiarkan, kebiasaan ini bisa berkembang dan menghambat kemandirian anak. Berikut tanda Mama dan Papa mungkin termasuk
snowplow parent
:

1. Mengerjakan semua hal bagi anak karena lebih praktis dan efisien

Ibu dan Ayah kerap menangani tanggung jawab anak karena merasa dapat melakukannya dengan lebih cepat atau sederhana. Sebagai contoh, ikut membantu mengancingkan sepatunya meskipun dia telah mampu mempelajari hal tersebut. Walaupun tampak remeh, perilaku seperti itu bisa menyebabkan anak menjadi sangat bergantung kepada kedua orang tuanya.

2. Terlalu sibuk campuri hal-hal yang berkaitan dengan sekolah sang buah hati

Ibu kerap menolong anak kecil dalam mengerjakan pekerjaan rumah, terkadang hingga melakukannya sendiri. Bahkan, Ibu segera menghubungi gurunya ketika sang buah hati mendapatkan nilai yang kurang baik. Padahal, sebaiknya ibu mulai merangsang agar anak tersebut dapat belajar dari kesalahannya sendiri.

3. Menyusun berbagai keperluan bagi anak yang telah menempuh pendidikan tinggi

Wajar bila orang tua ingin memastikan bahwa perkuliahan sang anak berjalan dengan lancar,
snowplow parents
Banyak berupaya melakukan tugas-tugas yang sebenarnya harus diselesaikan oleh anak mereka sendiri.

Sebagai contoh, mengingatkan mereka agar bangun tepat waktu untuk kelas, menetapkan jadwal bagi janji dengan dokter, atau bahkan menghubungi dosen terkait pembahasan tentang nilai-nilai yang didapat.

4. Terus mendorong anak untuk menjauhi kegagalan

Mama dan Papa berupaya ekstra untuk mencegah si Kecil merasakan kekecewaan ataupun kegagalan. Namun, sebenarnya kegagalan merupakan elemen signifikan dalam jalannya pembelajaran serta pertumbuhan anak tersebut.

5. Menangani kewajiban pengasuhan anak

Orang tua umumnya mengambil kendali atas berbagai tugas anak-anak mereka, misalnya menyimpan barang-barang mainan di kamarnya sendiri, merancang seluruh persiapan untuk pergi ke sekolah, hingga membuat pilihan aktivitas setelah jam pelajaran tanpa ada partisipasi dari si anak itu sendiri.

4. Efek buruk gaya pengasuhan snowplow terhadap pertumbuhan anak

Menurut Dan Brennan, MD, dokter anak, pola asuh
snowplow
mungkin memberikan keleluasaan jangka pendek bagi orangtua, karena anak terhindar dari stres dan frustrasi. Namun, kebiasaan ini justru berdampak buruk pada perkembangan anak dalam jangka panjang, lho! Berikut dampak negatifnya:

1. Menghambat perkembangan keterampilan anak

Dengan selalu “membersihkan jalan” untuk anak, orangtua menghalangi mereka belajar mengelola stres, menghadapi kegagalan, dan mengambil keputusan. Padahal, hal itu penting untuk kehidupan sehari-hari.

2. Menyebabkan anak merasa kurang berdaya

Anak yang senantiasa diberikan bantuan akan berkembang sambil mempercayai bahwa mereka tak mampu menyelesaikan hal apapun tanpa campur tangan orang tua. Ini dapat menghasilkan rasa kekurangan kepercayaan diri serta ketergantungan pada pihak lain.

3. Anak kurang mahir dalam pengambilan keputusan

Kebiasaan
snowplow parenting
Yang berkelanjutan ini dapat menyebabkan anak merasa sulit ketika harus memutuskan sesuatu secara mandiri. Mereka sudah biasa bergantung pada orang tua untuk menetapkan pilihan, termasuk masalah yang sederhana sekali pun.

4. Anak cenderung sukses dengan mudah tanpa berusaha

Karena segalanya terus diringankan bagi mereka, anak-anak tak mempelajari cara menghadapi hambatan atau penolakan. Sebagai akibatnya, perkembangan kemampuan menyelesaikan masalah mereka menjadi terbatas.

5. Menghadapi tantangan dalam bergaul dengan orang lain serta meraih prestasi akademik di lingkungan pendidikan

Bila segala sesuatu tak berlangsung sebagaimana diharapkan, sang anak
snowplow parent
Cenderung merasakan kesulitan menanganinya. Mereka bisa saja mengalami hambatan pada aspek interaksi sosial maupun pencapaian di bidang pendidikan dikarenakan kurangnya kebiasaan untuk bekerja dengan tekun.

5. Cara mengelakkan pendekatan pengasuhan ala salju yang digeret

Pola asuh
snowplow
Bisa jadi tampak bermanfaat dalam waktu singkat, tetapi hal itu dapat mencegah perkembangan rasa kemandirian pada buah hati Anda. Di bawah ini adalah beberapa metode agar kita tidak melanjutkan gaya pengasuhan tersebut serta mendukung pertumbuhan mereka sebagai individu yang kuat:
1.
2.
3.
Mohon dicatat bahwa detail spesifik seperti nomor langkah-langkah belum diberikan dalam teks awal sehingga saya menambahkannya dengan angka 1., 2., dan 3. untuk mempertahankan format daftar jika ada di konteks aslinya. Jika Anda memiliki instruksi lebih lanjut atau ingin informasi tambahan ditambahkan ke paragraf berikutnya, silakan jelaskan!

1. Sediakan teladan yang bagus

Anak-anak belajar dari orang tua mereka. Ajarkan kepada mereka untuk merespon tekanan secara positif dan ceritakan tentang langkah-langkah yang digunakan Bunda ketika mengelola rasa frustasi atau kekecewaan. Melalui pengamatan terhadap Anda, si Kecil akan mempelajari bagaimana cara menghadapi hambatan dalam hidup.

2. Biarkan konsekuensi terjadi

Setiap perbuatan si anak pasti ada akibatnya. Mari biarkan dia mengalami hasil dari apa yang dilakukan, entah itu baik atau buruk. Hal ini memungkinkan buah hati Anda untuk belajar cara beradaptasi serta mencari jalan keluar atas kesulitan secara mandiri.

3. Dengarkan keinginan anak

Jangan pernah mengambil keputusan tentang apa yang terbaik bagi anakmu tanpa mengetahui sudut pandang mereka. Sediakan waktu untuk mempelajari harapan serta sasaran mereka. Izinkanlah mereka merasakan kekalahan sepanjang jalan menuju pencapaian, karena kekalahannya merupakan bagian penting dari proses belajar.

4. Rayakan upaya, tidak melulu fokus pada hasil

Sebaiknya kamu mengapresiasi upaya serta proses yang dijalaninya bukan hanya mengejar keberhasilan. Dengan begitu, anak akan belajar bahwa petualangan dan pengalamannya jauh lebih berharga ketimbang cuma fokus pada hasil terakhir.

5. Jangan segera mengatasi permasalahan mereka

Ketika anak mengalami kesulitan, jangan langsung memecahkan masalahnya untuk mereka. Ajarilah bagaimana caranya menangani tantangan serta membuat pilihan. Doronglah mereka, tetapi izinkan agar melakukan hal tersebut secara mandiri.

Menjadi orang tua yang selalu “menghaluskan jalannya” bagi anak-anak mungkin kelihatannya mendukung mereka, tetapi sebenarnya bisa mengurangi kemampuan mereka dalam berdiri sendiri dan menjadi tangguh.

Dengan memperbolehkan anak mengalami hambatan, gagal, serta akibatnya, Mama dan Papa memberikan peluang bagi mereka untuk berkembang menjadi individu yang otonom dan terampil dalam menyongsong kenyataan hidup.

Yuk, mulai kurangi kebiasaan
snowplow parenting
Dan doronglah anak kecil itu untuk belajar dari pengalamannya masing-masing! Semoga berguna.

  • Apakah yang dimaksud dengan Penculikan Orang Tua? Dapat Mempengaruhi Negatif Anak-Anak
  • 10 Puisi Menyambut Bulan Ramadan untuk Anak SD
  • Anak Miskah Shafa dan Yislam Jaidi Jadi Cucu Pertama Pak Mu