Menjadi orang tua adalah impian utama untuk kebanyakan sepasang pengantin setelah menikah.
Walaupun demikian, menjadi orang tua bukan perkara sederhana. Sebelum diberkahi dengan anak, mungkin Anda bersama pasangan akan merasa cemas tentang kesiapan dalam menjaga seorang bayi, apa sajakah persyaratan materiil serta non-materiil yang harus dipersiapkan, dan berbagai pertanyaan lainnya.
Saat merencanakan kehamilan, mungkin Anda bertanya-tanya tentang kemampuan untuk menjadi ibu yang berhasil mengasuh buah hati, khawatir jika bayi akan dilahirkan dengan kondisi kesehatan kurang baik, atau bimbang dalam perannya sebagai istri dan ibu di hadapan suami dan anak. Beragam ketakutan ini juga sering kali timbul.
Maka dari itu, sangatlah esensial bagi wanita yang ingin memiliki bayi untuk menyiapkan dirinya menjadi seorang ibu yang baik kepada buah hatinya di masa depan. Di samping itu, persiapan ini pun bisa mendukung peningkatan kesejahteraan jiwa mereka.
Masalah ini diketengahkan pada acara seminari publik yang diselenggarakan oleh Morula IVF dengan
klinikdrtiwi.com
Dan meminta bantuan dari Amanasa Indonesia pada hari Kamis yang lalipun (21/10/2022).
Acara tersebut juga akan dihadiri oleh Dr. dr. Arie A. Polim, D.MAS, M.Sc., Sp.OG (K)-FER, dr. I.G.A.N Partiwi, SpA, MARS, serta Marsha Tengker, M.Sc., M.Psi.
Di samping itu, para pembicara tersebut juga menekankan mengenai kesesuaian bagi mereka yang berencana untuk menjadi orang tua dalam merancang persiapan diri, mencakup dari tahap program kehamilan sampai dengan tumbuh kembanga anak serta menjaga kondisi fisik dan mental sebagai orang tua yang baik.
Di bawah ini
SLO NUSANTARA
telah merangkum
kiat untuk bersiap menjadi orang tua.
Yuk, kita simak bersama!
1. Menerima peran baru sebagai orangtua
Sebelum secara resmi menjadi orang tua, langkah pertama yang penting untuk diterima adalah mengenali diri sendiri dalam peran baru sebagai orang tua. Tentu saja, peran ini berbeda dari peranan sebelumnya seperti posisi sebagai anak, saudara laki-laki atau perempuan, bibi, dan seterusnya.
Marsha Tengker, M. Sc., M. Psi, seorang pakar psikologi dari Amanasa Indonesia, menegaskan bahwa penting bagi seseorang untuk memahami adanya pergantian tanggung jawab dan gaya hidup sebelum mereka menerima posisi sebagai orang tua. Selain itu, diperlukan juga adaptasi dengan keperluan pribadi maupun keluarga di masa depan.
“Kita tidak hanya memiliki kewajiban terhadap diri sendiri atau pada pasangan saja, melainkan juga harus bertanggung jawab atas kehidupan makhluk baru yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab kita,” katanya.
2. Menjaga ekspektasi antara diri sendiri dan pasangan
Tiap individu tentunya mempunyai aspirasi masing-masing, termasuk Anda dan juga pasangan Anda. Akan tetapi, biasanya apa yang diidam-idamkan oleh pribadi bisa jadi tidak sama dengan kehendak dari pasangannya, seperti contohnya soal jenis kelamin bayi yang menjadi dambaan.
Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menata harapan sebelum memasuki dunia parenting. Sebagaimana dijelaskan oleh Marsha Tengker, pengaturan harapan bertujuan supaya dapat membina hubungan yang lebih erat dengan buah hati di masa mendatang.
Selanjutnya, Marsha menegaskan bahwa terdapat dua langkah penting dalam pengaturan harapan, yakni memahami ekspektasi pribadi beserta kebutuhan pasangan, dan merangkul harapan tersebut melalui proses penyatuan tujuan yang sejenis sambil melakukan dialog tentang aspirasi yang lainnya.
3. Mengatur skala prioritas
Saat menjadi orang tua, fokus utamamu akan sangat berbeda dibandingkan ketika masih dalam posisi sebagai seorang anak. Kini, selain harus menjaga kebutuhan pribadi, kamu juga perlu memikirkan serta merawat kepentingan pasanganmu dan buah hatimu yang belum lahir.
Maka sangatlah vital untuk mengidentifikasi prioritas antara keperluan dan kehendak sebelum mewujudkan harapan-harapan tertentu. Bila ada kewajiban yang lebih mendesak, maka urusan tersebut harus menjadi fokus utama Anda terlebih dulu.
Marsha Tengker menyediakan sejumlah petunjuk agar lebih mudah bagi orang lain menentukan urutan prioritas, yakni dengan berkonsultasi langsung pada pakar, merancang daftar tugas dan menganalisis berbagai aktivitas yang dianggap kurang vital untuk dikerjakan saat itu juga.
4. Menetapkan pembatasan yang baik
Poin utama selanjutnya yang harus dijalankan adalah mendirikan pembatasan yang baik antara individu dan pihak lain. Sebagaimana dikemukakan oleh Marsha Tengker, makna dari pembatasan ini merujuk pada tingkatan mana seseorang memperbolehkan orang lain masuk ke dalam ruang emosi mereka.
Apabila seseorang kurang memiliki pembatasan pada dirinya sendiri, bisa jadi akan lebih rentan terhadapa pendapat orang lain dan hal ini mungkin mengakibatkan rasa bingung tentang siapa sebenarnya dia.
Marsha juga menyampaikan bahwa agar dapat menjadi orang tua yang siap, diperlukan pembentuan batas-batas yang sehat.
“Oranglain mungkin memiliki batasan yang berbeda, hal utamanya adalah bagaimana kita dapat menghormati batasan diri sendiri dan orang lain serta cara kita menyampaikan batasan tersebut,” katanya.
Untuk menetapkan batas-batas yang baik, dibutuhkan pendekatan komunikasi yang tegas. Menurut Marsha, komunikasi yang assertif bermakna mencoba menjadikan posisi orang lain setara dengan milik kita sendiri.
5. Mendapat sistem dukungan
Kehadiran orang-orang terdekat yang berperan sebagaiصند
support system
Dan selalu memberikan dukungan dapat menjadi aspek krusial yang akan membantu Anda dalam persiapan menjadiorang tua.
Menurut Marsha, kebutuhan akan sistem pendukung ini terletak pada fakta bahwa manusia adalah makhluk sosial yang saling bergantung. Seperti halnya dalam sebuah jaringan dukungan, manusia juga memerlukan pertolongan antara satu dengan yang lainnya.
Tetapi, tidak setiap orang cocok untuk menjadi
support system
Loh! Menurut Marsha, mungkin tiap individu punya standar atau ketentuan tersendiri buat menilai siapa yang pantas disebut sebagai seseorang tersebut.
support system-
nya.
Satu metode yang dapat digunakan untuk memastikannya adalah dengan mengevaluasi sejauh mana keterkaitan relasional antara dia dengan individu-individu seperti anggota keluarga, sahabat, kolega kerja, dll.
Itu dia
kiat untuk bersiap menjadi orang tua.
Menjadi orang tua yang terbebas bisa jadi persiapan berharga untuk Anda dan pasangan dalam menyambut kehamilan di masa depan.
Saya harap data ini berguna untuk para calon Mama, ya!
- 10 Tindakan Penting untuk Diambil Saat Merencanakan Kehamilan
- 7 Aspek Utama yang Perlu Dipertimbangkan Ketika Merencanakan Kehamilan
- Jadi Orang Tua yang Cerdas dengan Merencanakan Jarak Kehamilan Anak, Semakin Siap!