logo SLO Nusantara


SLO NUSANTARA

, JAKARTA – Manajemen
Sahira Hotels Group
Resmi mengakhiri aktivitas kedua hotel miliknya di Bogor, Jawa Barat, pada hari ini, Sabtu (29/3/2025). Hotel tersebut adalah Sahira Butik Hotel Pakuan serta Sahira Butik Hotel Paledang.

Pemberitahuan mengenai penutupan kedua hotel itu disampaikan oleh pengelola lewat akun Instagram @sahirahotelsgroup.

Setelah melakukan pemikiran matang, Sahira Butik Hotel Pakuan serta Sahira Butik Hotel Paledang akan mengakhiri kegiatan mereka mulai tanggal 29 Maret 2025. Kepada para tamu kami, tim manajemen menyampaikan rasa hormat atas kesempatan menjadi bagian dalam petualangan masing-masing,” demikian tertulis dalam keterangan resmi yang dirilis Jumat (28/3/2025) dan diambil kutibannya pada hari Sabtu (29/3/2025).

Rencana untuk menutup dua hotel yang berada di bawah grup Sahira Hotels Group sudah diberitahukan oleh pihak manajemen kepada AsosiasiHotel danRestoranIndonesia (AHRI).
PHRI
) Bogor.

Pada surat pengumuman yang ditanganinya
Bisnis
, Kamis (27/3/2025), Kelompok Hotel Sahira berencana untuk menutup Hotel Sahira Butik Paledang serta Hotel Sahira Butik Pakuan.

“Kepada Ketua PHRI Kota Bogor disampaikan oleh Direktur Operasional Sahira Hotels Group Adly melalui surat bertanggal 26 Maret 2025, bahwasanya hotel bernama Hotel Sahira Butik Paledang serta Hotel Sahira Butik Pakuan akan menghentikan operasi mereka mulai tanggal 29 Maret 2025,” demikian bunyi isi surat tersebut seperti dilaporkan Kamis (27/3/2025).

Dalam surat itu, Adly menjelaskan bahwa pengelolaan paksa harus menutup dua hotel karena situasi industri pariwisata dan ekonomi Indonesia saat ini kurang stabil serta berakhirnya segmentasi pasarnya.
Rapat, Insentif, Konvensi, dan Pameran
(MICE) sebagai dampak dari pengurangan dana oleh pemerintah.

Adly menyebutkan bahwa operasional Hotel Sahira Butik Paledang serta Sahira Butik Pakuan akan dihentikan sementara hingga batas waktu yang telah ditetapkan.

“Akan dilakukan penutupan sementara aktivitas di Hotel Sahira Butik Paledang serta Hotel Sahira Butik Pakuan hingga batas waktu yang belum ditetapkan,” katanya.

:

Program Penghematan Biaya Operasional: Dua Hotel di Bogor Ditutup dan Karyawan Di-PHK Masal

Dalam penghubungan terpisah, Ketua Umum PHRI
Hariyadi Sukamdani
Menjelaskan, diperkirakan kira-kira 130 pegawai akan di-PHK akibat penutupan kedua hotel itu. Lebih rincinya lagi, ada 87 orang yang bekerja di Hotel Sahira Butik Paledang dan 43 lainnya dari Hotel Sahira Butik Pakuan. Hal ini tidak mencakup para pekerja harian.

“Itu jumlah karyawan diluar
daily worker,
ungkap Hariyadi saat diwawancara oleh Bisnis, Kamis (27/3/2025).

Hariyadi cemas, penutupan hotel akan terus berlangsung apabila pemerintah tak cepat mengeksekusi bagian tersisa dari pengurangan dana atau setidaknya 50% dari budget perjalanan dinas.

Oleh karena itu, PHRI sudah mengajukan laporan tentang hal ini kepada pihak berwenang.
Menteri Pariwisata
(Menpar)
Widiyanti Putri Wardhana
dan diharapkan bisa dilanjutkan kepada Presiden Prabowo Subianto.

“Sudah kami sampaikan ke Bunda Menteri Pariwisma, dengan harapan akan diserahkan kepada Presiden sehingga bulan April mendatang, alokasi dana pembelanjaan pemerintah bisa cepat cair,” jelasnya.

Tutupnya hotel karena kerugian operasional merupakan salah satu pilihan dalam penelitian yang dijalankan oleh PHRI bersama dengan Horwath HTL tentang efek dari keputusan pemotongan belanja pada sektor perhotelan.

Menyertai 726 peserta dari industri perhotelan yang tersebar di 30 propinsi, sebanyak 88% responden menduga bahwa mereka mungkin harus membuat keputusan berat seperti melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap karyawan untuk menekan biaya upah.

Selanjutnya, 58% menyatakan khawatir terhadap kemungkinan kredit macet ke bank, sementara 48% menduga akan ada penutupan hotel akibat defisit operasional.

Sebagaimana diketahui,
Prabowo
Melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1/2025 yang berjudul Penghematan Belanja dalam Penyelenggaraan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk Tahun Anggaran 2025, pemerintah telah menginstruksikan adanya penekanan anggaran sebesar Rp306,69 triliun.

Spesifiknya, Kepala Negara menuntut agar kementerian/lembaga melakukan penekanan pada efisiensi anggaran untuk biaya administrasi kantor, pemeliharaan fasilitas, dana perjalanan dinas, dukungan dari pemerintah, konstruksi sarana prasarana, serta pembelian perlengkapan dan mesin.

Untuk para pejabat daerah, Prabowo mengharapkan agar mereka mengekang acara-acara seremonial dan menyatakan bahwa perjalanan dinas sebaiknya dikurangi sampai 50%.

Sayangnya, menurut Hariyadi, pemerintah sampai sekarang belum mengimplementasikan bagian yang tersisa tersebut.
pemangkasan anggaran
Atau sebesar 50% dari dana perjalanan dinas tersebut. Sebaliknya dari penggunaan 50% sisa dana perjalanan dinis, pemerintah malah membatasi spending pada bidang ini dengan cara menghindari penyelenggaraan acara di dalam hotel.

Apabila situasi ini terus berlangsung, Hariyadi menduga bahwa bukan hanya karyawan harian yang akan terpengaruh, melainkan juga pegawai kontrak seperti mereka yang bekerja di departemen food & beverage (F&B) serta penerima tamu.

“Jika hal ini tidak berhasil, maka secara otomatis mereka akan mengambil langkah sebesar 88%. Mereka sendiri telah menyatakan bahwa pasti ada peningkatan pemotongan yang lebih besar,” ungkap Hariyadi saat memberikan keterangan pada konferensi pers, Minggu (23/3/2025).