logo SLO Nusantara


BERAU, SLO NUSANTARA

– Banjir yang tadinya menggenangi berbagai desa di bagian atas Kabupaten Berau saat ini telah menyebar sampai ke Kota Tanjung Redeb serta wilayah-wilayah terdekat.

Sabtu dini hari (29/3/2025), sejumlah jalanan utama mulai dilanda banjir, yang berakibat pada gangguan kegiatan masyarakat serta beberapa hunian pun turut basah oleh air.

Penduduk lokal mencurigai bahwa situasi tersebut menjadi lebih buruk karena kerusakan hutan yang diakibatkan oleh peningkatan kegiatan pertambangan illegal selama beberapa tahun belakangan.

Budi (42), penduduk Teluk Bayur, merasakan keheranan atas banjir yang melanda saat akhir bulan puasa Ramadhan ini.

Dulunya pernah terjadi banjir, tetapi belum seganas seperti ini. Umumnya air hanya naik sampai anak tangga di depan rumah, namun saat ini hujan lebat langsung menyebabkan genangan air merata.

“Boleh jadi karena penebangan hutan untuk pertambangan illegal, terutama di daerah Rinding. Kini alami sendiri dampaknya, yang menguntungkan siapa, dan yang merasakan kerugian siapa,” katanya pada hari Sabtu malam itu.

Banjir juga dikabarkan merendam wilayah di seputaran kantor Bupati Kabupaten Berau, yang menyebabkan gangguan dalam akses ke perkantoran tersebut.

Penduduk yang bertempat tinggal di daerah terkena dampak mulai menyuarakan keluhan seputar banjir yang berlangsung.

Fitri (38), seorang penduduk setempat, terpaksa mengalihkan milik-miliknya karena air sudah merembes ke area dapur.

“Kita ingin memasak ketupat dengan menggunakan kayu untuk Lebaran nanti, tapi semuanya lembab karena terendam banjir meskipun persiapannya telah kita lakukan sebelumnya. Hal ini cukup merepotkan, apalagi hari besok adalah Lebaran,” ucapnya.

Pada saat yang sama, penduduk dari desa-desa tertimpa seperti Sambaliung dan Tumbit Dayak sudah dievakuasi sejak awal minggu.

Posko darurat tetap dipersiapkan untuk menerima mereka, khususnya di daerah yang mengalami dampak paling berat.

Kepala Bagian Darurat dan Logistik BPBD Berau, Nofian Hidayat, membenarkan bahwa banjir tersebut dipicu oleh peningkatan aliran sungai di Sungai Kelay dan Sungai Segah karena hujan lebat yang berlangsung selama beberapa hari terakhir.

“Kami secara kontinu memantaunya keadaan dan telah bersiap dengan tim penanggulangan bencana di area yang rentan terhadapa banjir. Sekarang ini, kami masih memberi peringatan kepada masyarakat agar berhati-hati serta siaga apabila situasinya semakin parah,” jelas Nofian pada hari Jumat (28/3/2025).

Sampai saat ini, beberapa daerah tetap tergenang air banjir, dan prediksi cuaca menunjukkan bahwa hujan masih berlanjut untuk beberapa hari mendatang.

Penduduk yang siap untuk menyambut Idul Fitri pada hari Senin (31/3/2025) sekarang dihadapkan pada situasi menantang akibat adanya genangan air yang menggangu persiapan mereka merayakan hari tersebut.

Pihak pemerintah daerah terus berusaha mengalirkan bantuan, sedangkan masyarakat berdoa agar air cepat surut sehingga mereka bisa merayakan Idul Fitri dengan damai.