SLONUSMantan atlet Liga Belanda, yaitu Kees Kwakman, menyatakan bahwa dia telah mengalami ancaman seram dari pendukung Tim Nasional Indonesia.
Setelah Kwakman mengeluarkan pernyataan yang cukup menyulut kontroversi baru-baru ini, dia menerima ancaman tersebut.
Sebelumnya, seorang pria berumur 41 tahun menyampaikan pendapatnya tentang laga antara Timnas Indonesia dan Timnas Bahrain.
Pertandingan ketujuh grup C kualifikasi Piala Dunia 2026 di wilayah Asia dimenangkan oleh Tim Garuda dengan skor akhir 1-0.
Keberhasilan itu secara instan menarik perhatian sang eks pemain FC Volendam.
Pada tanggapannya baru-baru ini, Kwakman menyebut bahwa Indonesia telah mencapai prestasi luar biasa hingga saat ini.
Pemain tampak antusias dalam mewujudkan impian mereka meraih Piala Dunia 2026.
Namun, Kwakman belum begitu terpukau oleh kinerja tim yang dilatih Patrick Kluivert.
Menurutnya, Piala Dunia masih belum dapat disamakan dengan tingkat kualitas Timnas Indonesia.
“Saya berdoa semoga hal terbaik terjadi pada anak-anak tersebut, dan pastinya mereka akan menggapai impiannya,” ucap Kwakman, seperti dilansir SLONUS dari ESPN.
“Bila mereka sukses, tentu saja itu luar biasa. Namun hei, mereka belum mencapai tingkat tersebut (Piala Dunia), ” tandasnya.
Sayangnya, pernyataannya itu juga menarik kemarahan para pendukung tim Merah-Putih.
Sekarang, sang ahli dari Belanda tersebut telah kembali memberikan komentar kepada pers dan menyinggung masalah ini.
Dalam laporan Voetbalprimeur, pria asal Prmerend tersebut mengaku mendapat pesan ancaman melalui media sosial.
Ia bahkan mendapat ancaman pembunuhan yang sangat berat.
Kwakman menyatakan bahwa pendukung sepak bola di Indonesia menerima berita yang tidak akurat.
Ternyata, dia menyebut ada kesalahan terjemahan tentang perkataan yang diucapkannya.
“Sudah cukup intens,” ungkap Kwakman, seperti dilansir dari situs Voetbalprimeur oleh SLONUS.
“Kemarin mereka mengartikan perkataan saya dan sayangnya informasi tersebut keluar dengan sedikit perubahan,” terangnya.
Selanjutnya, Kwakman tidak begitu peduli jika masalah tersebut berkepanjangan.
Dia menyadari dengan jelas bahwa Indonesia merupakan negeri yang menggemari sepak bola.
Eks pemain FC Groningen tersebut juga percaya bahwa para pendukung sama sekali tidak berniat untuk mengancam hidupnya sampai menakutkan nyawanya.
Mereka pastinya bangga dengan negara mereka, namun cukup mudah terganggu atau marah.
“Tetapi, tentu saja itu bukan tujuan mereka (untuk mengancam),” katanya.