Gempa bumi dengan kekuatan tinggi di atas 5,0 skala richter seringkali terjadi di seluruh penjuru dunia. Hal ini mengikuti peristiwa guncangan tanah berkekuatan 7,7 yang menimpa Myanmar pada hari Jumat, tanggal 28 Maret.
Menurut laporan dari Survey Geologi Amerika Serikat (USGS), sebuah gempabumi dengan kekuatan 5,8 mengguncang Banda Aceh, Indonesia (sementara menurut informasi yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika atau BMKG skala magnitudonya adalah 5,2). Di sisi lain, juga tercatat adanya gempabumi berkekuatan 7,0 yang mempengaruhi sejumlah pulau kecil di Samudera Pasifik yaitu Tonga. Dua peristiwa ini terjadi pada hari Minggu tanggal 30 Maret tersebut.
belum jelas apakah gempa-gempa tersebut saling berhubungan.
Gempa di Myanmar yang Bergetar hingga ke Thailand dan Cina
Gempa bumi magnitudo 7,7 melanda Myamar pada Jumat, 28 Maret, dilanjut dengan sederet gempa susulan. Berdasarkan data USGS, pusat gempa terletak 16 kilometer di barat laut Kota Sagaing di Myanmar. Lokasi ini berjarak sekitar 100 kilometer dari utara ibu kota Naypyidaw. Namun, dekat dengan Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar yang berpenduduk sekitar 1,5 juta orang.
Gempa menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur dan bangunan gedung serta rumah di Myanmar, dan tetangganya Thailand, juga Cina khususnya di Yunnan. Berdasarkan laporan
Democratic Voice of Burma
, jumlah korban tewas hampir mencapai 3.000 jiwa di Myanmar. Demikian
Bangkok Post
menglaporkkan bahwa 18 orang tewas dan 78 lainnya hilang di Thailand. Selain itu, ribuan orang mengalami cedera.
Bencana gempa ini memperburuk kondisi masyarakat Myanmar yang telah mengalami dampak dari perang saudara. Menurut laporan PBB serta lembaga-lembaga bantuan humaniter, pasukan militer telah merusak infrastruktur, sistem kesehatan, dan juga jaringan listrik sejak mereka mendapatkan kontrol atas pemerintahan di tahun 2021. Saat ini, mayoritas area negeri tersebut tak lagi dikendalikan oleh junta militer; meski demikian, informasi menyebut bahwa tentara tetap menjalankan serangan udara ke arah kelompok-kelompok bersenjata.
Menurut data USGS, guncangan aftershock dengan kekuatan lebih dari magnitude 4 tetap berlangsung di Myanmar paling tidak sampai hari Minggu, 30 Maret.
Gempa Tonga Berpotensi Tsunami
Gempa berkekuatan 7,0 menggetarkan sebuah negara kepulaun kecil yang terletak di Samudra Pasifik, yaitu Tonga, pada awal minggu itu, Sabtu dini hari, tanggal 29 Maret. Menurut informasi dari USGS, episentrum gempa tersebut ada di perairan, kurang lebih 100 kilometer arah tenggara pulau utamanya.
Pusat Peringatan Tsunami Pasifik awalnya menerbitkan sebuah peringatan tsunami sebelum mencabut pesan tersebut satu jam kemudian. Masyarakat dihimbau agar belum kembali ke rumah mereka. Selain itu, peringatan serupa juga disampaikan kepada negara kepulauan lainnya yaitu Niue.
Menurut data dari USGS, pada saat penulisan berita ini, telah terjadi tujuh kali gegar bumi susulan dengan kekuatan berkisar antara 4,5 hingga 6,2 skala Richter. Hingga kini belum ada laporan mengenai kerusakan atau korban jiwa.
Gempa Aceh
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa pada hari Minggu, tanggal 30 Maret, tepatnya pukul 09:58 Waktu Indonesia Barat, telah terjadi gempa dengan kekuatan Magnitudo 5,2. Episentrum dari guncangan ini ditemukan di darat dengan kedalaman sekitar 12 kilometer. Titik tersebut berada kurang lebih 16 kilometer ke arah timur laut Kota Banda Aceh. Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan dalam pernyataannya setelah insiden tersebut bahwa jenis gempa yang dangkal ini disebabkan oleh aktivitas sesar Seulimeum.
Menurutnya, getaran paling kuat dialami di wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar dengan indeks intensitas mencapai IV MMI. Di tingkat ini, gemetar bumi dapat dirasakan oleh sebagian besar penduduk yang berada di dalam bangunan. Getaran tersebut juga terdeteksi di kawasan Takengon, Pidie, Pidie Jaya, Sabang, Aceh Jaya, Aceh Tengah, Bireuen, serta Lhokseumawe. Hingga saat ini belum ada kabar tentang adanya kerusakan atau korban tewas akibat kejadian ini.