JAKARTA, SLONUS
– Roda pengganti adalah salah satu bagian penting dari sebuah mobil. Namun, kebanyakan kendaraan listrik biasanya tidak dilengkapi dengan roda cadangan atau penyulih.
Banyak pembuat mobil listrik yang menggunakan set perbaikan ban. Baik itu city car, SUV, maupun MPV, semuanya dapat memakai hal ini.
Baru-baru ini, sebuah rekaman menjadi sorotan di platform-media sosial karena menunjukkan kejadian pecah ban pada kendaraan bermotor ramah lingkungan tersebut. Orang yang memposting video itu menggunakan nama pengguna Instagram
@dul_teknik
menanya kepada pembuat mobil listerik tentang alasan di balik keputusan tidak memasang ban pengganti pada mobil listrik tersebut.
Sebenarnya, ketika mobil listrik alami pecah ban maka perlu panggil layanan derek agar bisa antar mobil ke bengkel paling dekat. Dengan begitu, biayanya akan lebih besar daripada cuma ganti ban rusak tersebut dengan menggunakan ban serep.
“Berikut beberapa masukan untuk para pembuat mobil listrik: Lubang-lubang di jalanan Indonesia cukup besar dan dalam, bahkan jalan toll pun tidak lepas dari hal ini. Oleh karena itu, mohon pertimbangkan penambahan ban cadangan pada mobil listrik Anda. Hindari pemikiran bahwa kondisi infrastruktur negara kita serupa dengan negara-negara lain yang memiliki sistem infrastruktur lebih matang,” demikian tertulis dalam deskripsi postingan tersebut.
Merespons kejadian itu, Harry Kurniawan, kepala pemasaran MG Motor Indonesia, menyebutkan bahwa mayoritas kendaraan listrik tidak disertai dengan ban pengganti.
“Banyak hal dilakukan untuk mengefisiensikan ruang serta mengurangi berat kendaraan, mempertimbangkan bahwa baterai ukuran besar telah banyak memakan tempat di dalam kabin,” jelas Harry saat ditemui.
SLONUS
, beberapa waktu lalu.
Bagi pemilik mobil listrik MG yang menemui kesulitan terkait ban, kami menyediakan jasa bantuan darurat di pinggir jalan bernama Emergency Roadside Assistance (ERA), serta layanan derek untuk kendaraan yang menghadapi hambatan saat bepergian. Jasa tersebut bisa digunakan lewat MG Care pada nomor telepon 0800-1-880-990 (yang tersedia selalu, setiap hari),” ujar Harry.
Harry menyebutkan bahwa layanan itu juga merupakan bagian dari program MG Ramadan Siaga 2025, yang bertujuan untuk menjaga keamanan serta kenyamanan perjalanan pulang kepada para konsumen MG.
“Dalam rangka Program Ramadan Siaga, kami menyediakan servis perawatan mobil secara cuma-cuma yang mencakup 60 poin pengujian, potongan harga sebesar 25% pada sparepart dan aksesoris, serta hadiah istimewa yang tersedia sesuai stoknya. Agar dapat memberikan layanan optimal, MG telah mengatur 21 lokasi bengkel siaga di beberapa kota utama di Indonesia. Bengkel-bengkel tersebut akan buka mulai hari Senin sampai Jumat, jam kerja adalah antara pukul 08:00 hingga 17:00 waktu lokal,” katanya.
Pernyataan serupa juga diutarakan oleh Widi Mulyadi, Manajer Purna Jual Hyundai Gowa, saat berbicara dengan SLONUS pada kesempatan berbeda.
Menurut Widi, yang dia ketahui hal tersebut sebenarnya lebih berfokus pada pengoptimalan ruang, karena di bawah kendaraan umumnya terdapat baterai.
Widi menyebutkan bahwa pada mobil listrik Hyundai telah dipasang sistem monitoring tekanan ban atau yang dikenal dengan TPMS. Dengan demikian, para pengguna dapat mengawasi tingkat tekanan ban menggunakan fitur ini.
Aji Ibrahim, dari Perencanaan Produk di Wuling Motors, menyampaikan hal serupa. Menurutnya, mobil listrik buatan Wuling telah disematkan alat perbaikan ban yang dapat digunakan untuk menambal serta memompa udara ke dalam ban saat terjadi situasi darurat.
“Di samping itu, untuk tujuan pencegahan disediakan juga sistem pemantauan tekanan ban (TPMS), yang berfungsi mengawasi keadaan tekanan udara di dalam roda,” jelas Aji saat ditemui oleh SLONUS beberapa hari yang lalu.