jatim.SLONUS
, SURABAYA – Kedatangan orang dari luar kota atau yang dikenal sebagai urbanisasi umumnya terjadi di kota-kota besar pasca perayaan Hari Raya Idul Fitri, dan hal ini juga berlaku untuk Surabaya.
Untuk mencegah kedatangan orang asing yang tidak diketahui di Kota Pahlawan, Pemkot Surabaya berencana untuk melakukan pencatatan. Siapa pun yang tiba tanpa alasan yang valid akan diminta pulang kembali.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan bahwa ia akan bekerja sama dengan kota asal para penduduk yang tidak mempunyai pekerjaan dan telah pindah ke Surabaya guna menangani proses pengembalian mereka.
“Eri mengatakan dia akan kembali jika tak ada kepastian dan tidak mau kerja. Dia berencana untuk berkonsultasi dengan pemerintah daerahnya,” tutur Eri pada hari Kamis (3/4).
Eri menyebut tindakan ini dilakukan guna memelihara ketertiban, keamanan, serta kemakmuran kotanya dari pengaruh buruk perkotaan yang tak terkontrol.
“Jika mereka tiba, maka wajib tercatat. Apakah dia telah bekerja atau belum? Jika belum bekerja, mengapa ia tetap menetap di tempat ini? Kita membutuhkan kerjasama dari RW/RT untuk hal ini, oleh sebab itu saya harap pada RW/RT jika ada pendatang ke daerahnya mohon pantau dan jaga,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Eri sudah memberi instruksi kepada semua camat, lurah, ketua RT, dan ketua RW agar meningkatkan pemantauan dan pencatatan tentang orang-orang yang baru datang ke daerah mereka masing-masing.
“Saya sudah jelaskan ke teman-teman bahwa camat dan lurah perlu memperkuat posisi di wilayahRW mereka sendiri. Yang pertama, jika ada orang baru tiba, maka laporan tersebut wajib diserahkan,” ujarnya.
Ia menyebutkan bahwa pendatang yang baru saja mendaftarkan diri sebagai warga Surabaya tidak berhak atas dukungan dari Pemerintah Kota Surabaya dalam waktu sepuluh tahun ke depan. Tujuan utamanya adalah untuk lebih meningkatkan kondisi ekonomi bagi mereka yang sudah lama tinggal di Surabaya.
“Kedua, meskipun dia mengganti KTP-nya, saya tidak akan membantunya selama sepuluh tahun,” katanya.
Di samping itu, Pemerintah Kota Surabaya berencana untuk mengawasi keselamatan dalam kompleks perumahan sewa, tempat umumnya terjadi kenaikan penduduk setelah perayaan Idulfitri.
Eri juga menyarankan agar RT/RW mencatat semua penduduk penyewa rumah untuk mencegah segala sesuatu yang tak diharapkan terjadi.
“Seputar masalah keamanan. Umumnya asrama bertambah jumlahnya, jadi penting untuk mencatat penghuni dalam setiap asrama. Kelompok RW perlu mengumpulkan data tersebut supaya bisa mencegah situasi-situasi yang tak diharapkan,” kata Eri menutup pembicaraannya.
(mcr23/jpnn)