logo SLO Nusantara


SLO NUSANTARA.CO.ID – JAKARTA.

Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo mengonfirmasi bahwa jalur Pantai Utara Jawa (Pantura) dari Cikampek di wilayah Jawa Barat sampai ke Semarang di wilayah Jawa Tengah siap digunakan selama perjalanan pulang pada Lebaran tahun 2025.

Ia menyebutkan hal tersebut setelah melakukan inspeksi langsung ke tempat untuk memastikan kesiapan infrastrukturnya pada Jumat (28/3) malam.

“Evaluasinya mengungkapkan bahwa jalur Pantura di daerah antara Jawa Barat sampai dengan Jawa Tengah berada dalam keadaan prima meskipun ada sejumlah area yang sudah mulai tidak rata,” ujarnya pada pernyataannya secara resmi, Sabtu (29/3).

Meskipun begitu, ia mengonfirmasikan bahwa Kementerian Pekerjaan Umum sudah menyediakan dana untuk melaksanakan pemeliharaan sedang sampai berat sesuai dengan keadaan jalan tersebut.

Di samping itu, seluruh titik pengungsian sudah dilengkapi dengan peralatan berat dan alat perbaikan cepat guna menjamin bahwa setiap lobang dapat segera diatasi apabila muncul,” ungkap Menteri Dody.

Dody menyebutkan bahwa walaupun telah melampaui tenggat waktu H-10, tetapi apabila ada lobang yang muncul kemudian hari, akan langsung ditangani ketika jumlah kendaraan masih belum begitu banyak untuk memastikan tidak menghalangi perjalanan para pemudik.

“Jalan nasional ini kan punya batas tonase maksimal 10 ton dengan asumsi tidak ada
over dimension dan overload
(ODOL). Namun begitu ada kendaraan yang lewat melebihi batas tersebut, kami akan sarankan untuk menggunakan jalan tol,” kata Menteri Dody.


Persiapkan Perjalanan Mudik 2025, Lihat Rincian Harga Toll di Pulau Jawa Mulai Dari Jakarta Hingga Surabaya

Menurut Dody, hal tersebut sangat diperlukan guna memperkecil bebannya anggaran pemerintah pusat dalam membayar kerusakan jalan nasional yang disebabkan oleh kendaraan ODOL.

“Selayaknya pemeliharaan harus dilaksanakan sekitar enam bulan hingga satu tahun sekali, namun apabila kendaraan seperti ODOL masih melewati jalanan tersebut, interval antara perawatan akan menjadi lebih singkat. Jika tidak ditangani, hal ini dapat meningkatkan risiko kecelakaan, khususnya untuk para pengendara sepeda motor yang mayoritas menggunakan infrastruktur transportasi di negara kita,” jelasnya.

Dody mengatakan bahwa pemecahan masalah ODOL harus mencakup partisipasi dari berbagai departemen yang relevan, termasuk Departemen Ekonomi, Departemen Perindustrian, serta Departemen Pekerjaan Umum guna membentuk strategi paling efektif dengan pendekatan menyeluruh.

Kepala Badan Pengelola Jalur Nasional Wilayah Jawa Tengah dan DIY, Khusairi menyebut bahwa demi memastikan kelancaran arus mudik sepanjang rute-rute nasional seperti yang ada di jalur pantai utara (Pantura), BBPJN Jawa Tengah-DKI sudah melaksanakan pekerjaan perbaikan jalan untuk mengatasi masalah lobang dengan tujuan mencapai kondisi tanpa adanya lubang sama sekali.

BBPJN Jawa Tengah-DKI Yogyakarta telah mengidentifikasi 53 lokasi dengan risiko tinggi terhadap kemacetan lalu lintas, 30 tempat yang berpotensi menjadi area kecelakaan, serta 51 zona yang rentan terhadap bencana alam dalam kawasan Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.

“Selain itu, kami sudah siapkan 24 Titik Layanan Lebaran dengan rincian 19 titik di Jawa Tengah dan 5 titik di DIY,” jelas Khusairi.

BPBJN Jawa Tengah-DKI Yogyakarta pun sudah merampungkan berbagai proyek seperti underpass, flyover, serta jalanan yang bisa dimanfaatkan oleh para pemudik.

“Di kota Solo, pembangunan underpass Jogolo bakal memperbaiki alirannya saat mudik di daerah itu. Sementara itu, flyover Canguk yang ada di Magelang sudah dipersiapkan untuk membantu jalur Lebaran menuju Yogyakarta atau sebaliknya kearah Magelang/Semarang dengan tujuan meredakan kemacetan,” ungkap Khusairi.