SLO Nusantara Nova Arianto menginginkan agar Timnas U-17 Indonesia bisa cepat menyesuaikan diri dengan iklim di Arab Saudi.
Timnas Indonesia akan melakukan perjalanan ke Arab Saudi guna berpartisipasi dalam Piala Asia U-17 2025.
Pertandingan pembuka Garuda Asia akan berlangsung pada tanggal 4 April mendatang melawan Korea Selatan.
Mereka sebelumnya telah mengikuti pelatihan intensif yang berlangsung cukup lama serta menyelesaikan beberapa pertandingan persahabatan.
PSSI menetapkan sasaran ambisius untuk dapat berkualifikasi menuju Piala Dunia U-17 2025 berdasarkan kondisi berhasil melewati babak grup di Piala Asia U-17 tahun 2025.
Nova Arianto menyebutkan bahwa para atlet perlu mempertahankan kesehatan fisik mereka.
Suhu yang rendah akan menjadi hambatan terbesar ketika mereka ada di Arab Saudi.
Dia mengharapkan seluruh timnya dapat menandingi itu dan berlatih dengan ekstra giat.
Kuperhatikan suhunya sejuk, dan waktu istirahat Anda terbilang panjang mengingat kondisi tersebut.
Anda perlu membuat keadaan menjadi lebih mendesak supaya bisa meningkat dengan cepat.
“Sebab jika suhu rendah, akan susah untuk mendaki,” ujar Nova Arianto seperti dikutip SLO NUSANTARA dari saluran YouTube Timnas Indonesia.
Mantan asisten pelatih tim nasional senior tersebut menambahkan bahwa diperkirakan suhu di Arab Saudi akan berada sekitar 21 hingga 23 derajat Celsius.
Ini mirip dengan situasi yang mereka alami saat berlatih di Dubai.
Semoga seluruh peserta dari Tim Garuda Asia telah bersiap dan menyiapkan dirinya dengan matang.
Anda semua perlu menyesuaikan diri karena pada malam hari suhu di Arab Saudi berkisar antara 21 hingga 23 derajat Celsius.
“Situasi tersebut nantinya akan mirip dengan kondisi di Dubai,” tambahnya.
Nova menekankan bahwa adaptabilitas adalah kuncinya agar mereka dapat mencapai performa optimal.
Di Grup C, tim-tim kuat seperti Korea Selatan, Yaman, dan Afghanistan telah siap menyambut.
Dengan persiapan yang sangat menyeluruh, seluruh atlet perlu mampu menampilkan performa terbaiknya di lapangan.
Maka beradaptasilah cepat dengan kondisi cuaca serta medan tersebut.
Lapangannya berbeda dan tambahan fokus membuat perbedaan.
“Adapt cepat terhadap iklim,” demikian katanya.