Drama “When Life Gives You Tangerines” telah meluncurkan babak keempatnya minggu lalu pada hari Jumat. Serial ini, yang diperankan oleh Park Bo Gum dan IU, sukses menyentuh hati para pemirsa dengan emosi kuat dalam empat episodenya terkini.
Bagian akhir dari cerita dramatis tersebut sukses membuat penonton berlinang air mata pada setiap episodenya. Penonton pun tidak menyadari bahwa mereka telah menumpahkan airmata saking terkaitnya kisah dalam drama itu dengan kehidupan sehari-hari mereka.
Sesungguhnya bukan cuma di akhir cerita saja yang menyentuh perasaan penonton sampai menangis, tapi bahkan dari episodenya pertama sudah begitu memengaruhi. Iya, drama tersebut sukses meracau emosi para pemirsa lewat kisah yang amat dekat dengan realitas hidup sehari-hari mereka.
Meskipun tanpa plot twist atau konflik yang sangat signifikan, drama ini berhasil melalui kisahnya yang amat dekat dengan kehidupan sehari-hari kita. Drama tersebut bahkan menerima apresiasi dari kalangan media dan warganet Korea, dipandang sebagai salah satu tayangan televisi terbaik dalam sejarah.
Saya sependapatan dengan pandangan itu, karena walaupun tidak ada perselisihan besar atau twist dramatis, cerita ini berhasil menggiring minat para pemirsa lewat narasi yang biasa saja tetapi amat terasa relevannya dengan realitas hidup kita.
Bukan hanya pemirsa dalam negeri, drama ini juga sukses menarik perhatian pemirsanya di luar negeri dengan kisahnya yang sederhana tapi masih tetap menghibur.
Menjelaskan mengenai ikatan keluarga, persekitaran seputar rumah, serta persaudaraan yang amat dekat dengan realita hidup.
Serial ini tak sekadar menggambarkan ikatan antara anak dan orang tua, tapi juga di antara kakak beradik, warga setempat, mertua, menantunya serta keluarga besar mereka. Seluruh elemen tersebut dikisahkan dalam cerita ini. Penonton dapat menyaksikan pertumbuhan interaksi para karakternya dengan sangat realistis dan mungkin bahkan sering dirasakan oleh banyak pemirsa lainnya.
Menjelaskan perjalanan hidup tiga generasi, berawal dari Ibu Oh Ae Sun sampai kepada Yang Geum Yeong. Kisah ketiganya ini diceritakan secara sangat indah. Mereka harus mengatasi tantangan dalam kehidupan yang penuh kerja keras dan cobaan, sambil terus memberikan dukungan bagi satu sama lain agar dapat bertahan di saat susah.
Oh Ae Sun (IU), seorang anak terlantar dengan cita-cita tinggi ingin jadi penyair, dipaksa untuk berumahtangga pada usia 18 tahun bersama Yang Gwan Sik (Park Bo Gum), temannya dari masa kecil. Mereka sama-sama memberi dukungan satu sama lain walaupun hidup mereka serba kurang dan sulit.
Kemudian mereka dikaruniai tiga orang anak yakni Yang Geum Myeong, Yang Eun Myeong, dan Yang Dong Myeong. Sayangnya, putri bocah mereka wafat saat berusia empat tahun akibat badai lautan.
Sudah pasti mereka mengalami perasaan kehilangan, tapi mereka harus terus maju demi kedua anak lainnya yang masih memerlukan bantuan mereka. Untungnya, keluarga dan teman-teman di sekeliling mereka turut mendukung sehingga pasangan itu bisa bangkit dari kesedihan.
Mereka sukses mendidik kedua putra dan putrinya hingga menjadi orang dewasa. Tercapai pula impian Yang Geum Myeong yang dapat diterima di Universitas Seoul. Ini tentunya membawa rasa bangga tersendiri sebab sang buah hati mampu masuk ke perguruan tinggi ternama di negeri ginseng itu.
Kehidupan menjadi orangtua dengan anak yang mulai tumbuh dewasa membawa tantangan bagi Oh Ae Sun (diperankan oleh Moon Soori) dan juga Yang Gwan Sik (diperankan oleh Park Hae Joon). Mereka harus merangani sejumlah persoalan ketika putra mereka, Yang Eun Myeong, tersandung dalam berbagai masalah di sekolah. Hal ini mencapai puncaknya saat ia membesarkan bayi hasil hubungan dengannya dengan sang kekasih—yang ternyata adalah anak dari Bu Sang Gil. Akibatnya, pasangan tersebut pun mendesak untuk melangsungkan perkawinan meski masih sangat muda.
Setelah itu, mereka pun perlu menangani tantangan saat Yang Geum Yeong harus kuliah dan membutuhkan dana. Akan tetapi, sekali lagi mereka bergantungan saling membantu dan berusaha sebaik mungkin demi kebahagiaan anak-anak mereka.
Walaupun kondisi hidup mereka cukup pas-pasan, tetapi keduanya berjuang dengan sepenuh tenaga agar dapat menyediakan gaya hidup yang pantas dan lebih baik bagi dua orang anak mereka.
Kehidupan perkawinan antara Oh Ae Sun dan Yang Gwan Sik penuh tantangan. Mereka menghadapi berbagai kesulitan seperti penipuan oleh agen properti, anak keduanya masuk penjara, serta urusan batalnya pernikahan putri Yang Geum Yeong akibat kurangnya restu orang tua. Namun, pasangan ini tetap bertahan bersama-sama dengan dukungan satu sama lain.
Pada masa ketika kehidupan mereka akhirnya menunjukkan perubahan menjadi lebih baik, tantangan baru tiba dengan cepat yakni Kim Gwan-sik terserang penyakit serius sehingga menyebabkannya mengidap gagal ginjal. Meskipun Kim Geum-yeong mencoba sekuat tenaga merawat sang ayah, nasib berkata demikian: Kim Gwan-sik tidak dapat bertahan hidup.
Sesudah kematian sang bapak, barulah semua pihak mengetahui bahwa sebenarnya Yang Gwan Sik sudah merencanakan segalanya bagi buah hatinya. Dia tak pernah menggunakan dana yang dikirim oleh Yang Geom Yeong tiap bulannya; malahan dia menyimpan uang tersebut hingga akhirnya ia berikan pada Yang Geom Yeong.
Kehilangan Yang Gwan Sik pasti sangat memukul Oh Ae Sun dan putra-putrinya. Baru di akhir hidupnya, mereka mulai melihat betapa besar pengorbanan dan usaha yang dilakukan oleh Yang Gwan Sik. Kondisi ini membuat anak-anaknya merasa bersalah karena berpikir bahwa mereka tidak cukup baik dalam mengapresiasi sang ayah.
Dalam cerita ini, kita dapat menyaksikan petualangan kehidupan Oh Ae Sun dan Yang Gwan Sik yang tak selalu mulus. Walau begitu, mereka berdua berhasil bertahan dan memberi dukungan bagi satu sama lain. Walaupun kondisi ekonomi mereka terbatas, tetapi masih bisa saling membantu.
Para penonton pasti merasakan haru menyaksikan perjuangan Oh Ae Sun, seorang anak yatim piatu sejak umur 10 tahun, yang harus bertahan hidup dalam kesulitan kehidupan. Untunglah ada Yang Gwan Sik yang senantiasa menemaninya dan membantu melewati masa-masa sulit tersebut.
Yang Gwan Sik berhasil menarik perhatian para penonton melalui karakternya yang sangat mengesankan. Ia lantas dianggap sebagai sosok idol baru oleh viewers-nya. Perannya sebagai suami serta bapak mampu menyentuh emosi penonton secara mendalam sambil membangkitkan rasa kagum mereka.
Kim Gwan-sik tampil sebagai model suami dan bapak idaman. Dia senantiasa mengabdikan diri demi menyediakan hal-hal terpenting bagi buah hatinya. Baginya, kenyamanan pribadi tak sebanding dengan kebahagiaan istrinya serta keluarganya.
Tokoh tersebut sukses menggaet perhatian para pemirsa. Terlebih ketika dia jatuh sakit dan perlu menempuh proses penyembuhan. Pemirsanya sungguh tersentuh hingga turut merasakan kesedihan yang dialaminya.
Drama “When Life Gives You Tangerines” sukses menarik perhatian penonton melalui jalannya cerita yang mudah diikuti tapi tetap mengundang minat. Meskipun tidak ada kejadian tak terduga atau plot twist penting, drama ini mampu menyentuh emosi para pemirsanya.
Kisah yang mudah dipahami dan berkaitan erat dengan kehidupan membuat drama ini menarik secara khusus. Para penonton seolah menjadi bagian dari perjalanan hidup Oh Ae Sun dan Yang Gwan Sik yang diwarnai berbagai rintangan.
Cerita konflik di dalam drama ini semudah situasi sehari-hari. Misalnya perselisihan antara anak dengan orang tua karena salah paham atau beda pandangan. Sementara itu, hubungan antara ibu mertua dan menantunya yang tadinya kurang baik lama-lama menjadi lebih mendukung satu sama lain. Para penonton tentu akan merasakannya sendiri atau bahkan pernah menjalaninya.
Dari cerita dramatis ini, kita dapat mengambil pelajaran tentang hukum tabaruh dan panen yang sesungguhnya. Pada akhirnya, hasil dari tindakan kita akan terlihat di masa depan. Apabila kita menyebarkan kebaikan, pada gilirannya kita pun akan menerima kembali kebaikan tersebut. Sebaliknya pula demikian jika kita melakukan hal-hal buruk. Oleh karena itu, mari tidak pernah putus asa dalam melaksanakan kebajikan. Karena semua kebaikan yang telah kita tanamkan kelak pasti akan membuahkan hasil meskipun bukan pada hari ini tapi suatu waktu nantinya.
Terima kasih