logo SLO Nusantara


SLONUS

Radiasi matahari memiliki peranan signifikan pada kondisi tubuh dan pikiran. Hal ini tentunya menguntungkan bagi mereka yang bermukim di daerah tropis. Oleh karena itu, jangan hindari paparan cahaya matahari tersebut dan nikmati faedah terbaiknya.

Eksposur terhadap cahaya matahari menyediakan vitamin D yang esensial dan mendukung peningkatan berbagai hal seperti mood dan kadar energi, serta membantu kami agar bisa tertidur pulas pada malam harinya.

“Lebih dari 90% vitamin D kita berasal dari eksposur terhadap sinar matahari. Ketika kulit menerima radiasi ultraviolet-B, ia akan mengabsorpsi dan merangsang konversi molekul kolesterol dalam kulit menjadi vitamin D3, yaitu bentuk aktif dari vitamin D,” jelas Dr. Charles Garven sebagaimana dilansir dari clevelandclinic.org.

Vitamin D yang memadai sangat berkaitan dengan kekuatan tulang, sistem pertahanan tubuh yang prima, suasana hati yang tenang, performa otot yang optimal, serta kardiovaskular yang sehat.

Vitamin D yang cukup pun sangat diperlukan untuk anak-anak. Kekurangan waktu beraktivitas di luar ruangan membuat anak rentan terhadap defisiensi vitamin D, hal ini bisa memicu masalah kesehatan pada tahapan selanjutnya dalam hidup mereka.


Manfaat bagi mood

Terdapat penjelasan saintifik tentang sebab kenapa cuaca terang berdampak positif pada perasaan kita.

“Kilauan sinar matahari sepertinya memicu sebagian dari otak yang dikenal sebagai kelenjar pineal, yang berhubungan dengan pembentukan serotonin serta neuro transmitter lainnya,” jelas Dr. Garven.

Serotonin adalah neurotransmitter yang membawa pesan antara sel-sel saraf dan ke seluruh tubuh. Zat kimia alami ini terkadang dikenal sebagai “hormon bahagia” karena efeknya pada suasana hati.

Eksposur terhadap cahaya matahari dapat menaikkan tingkat serotonin, dan hal ini secara bergantian bisa membantu memperbaiki mood seseorang.

Sebaliknya, kurangnya serotonin dipercaya memainkan peran dalam situasi seperti depresi dan kegelisahan. Bahkan, banyak individu dari negeri dengan empat musiman merasakan kemuraman saat cuaca menjadi dingin, hal ini disebabkan oleh paparan sinar matahari yang rendah pada tubuh mereka.

Mendapatkan sedikit cahaya matahari pun dapat mempermudah kita untuk tertidur dengan pulas. Ritme sirkadian, yaitu jam biologis dalam tubuh, perlu dipertahankan keseimbangannya melalui paparan terhadap cahaya alamiah Matahari.

Ketika mata kita menghadapi cahaya, otak akan mendapatkan sinyal untuk berhenti memroduksi melatonin — sebuah hormon penting bagi proses tidur. Oleh karena itu, supaya badan tetap bugar saat bangun pagi, sebaiknya cepatlah membuka tirai atau jendela kamarmu agar sinar mentari bisa masuk.


Waktu ideal untuk berjemur

Mengenai waktu, biasanya berjemur bisa dimulai sebelum jam 10:00 atau setelah jam 3 sore. Akan tetapi, jadwal tersebut tidak menjadi standar tunggal.

Dr. dr Shannaz Nadia Yusharyahya, Sp.KK(K), ahli dermatologi dari RS dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), menyarankan agar kita menggunakan indeks UV sebagai acuan untuk menentukan lama waktu seseorang bisa terpapar matahari saat berjemur.

UV Index dapat dilihat melalui aplikasi cuaca pada smartphone Anda. Biasanya fitur ini mencantumkan informasi tentang temperatur, prediksi kondisi atmosfer, tingkat humidity serta Indeks Ultraviolet.

“Berenang matahari yang ideal dilaksanakan pada pagi hari ketika indeks UV berada di bawah skor 2. Seseorang dapat melakukan renang matahari tanpa dibatasi durasi selama indeks UV kurang dari nilai 2 karena tingkat risiko bagi kulit masih sangat minim,” jelasnya sebagaimana dirilis oleh SLONUS.

Pada sisi lain, jika tingkat paparan sinar ultraviolet (UV) melampaui skor 2, sebaiknya gunakan sunblock atau lotion pelindung matahari ketika berjemur. Apabila indeks UV berkisar antara 3 hingga 5, durasi ideal untuk berbaring di bawah terik matahari adalah selama setengah jam.

“Begitu berada di atas itu (lebih dari 5), tidak boleh melewati waktu 15 menit, sebaiknya antara 10-15 menit,” jelasnya.