logo SLO Nusantara



SLONUS


,


Jakarta


– Kursi di samping jendela seringkali menjadi prioritas utama bagi para penumpang ketika mereka menaiki kendaraan tersebut.
pesawat
Semoga harapan mereka adalah dapat menikmati panorama yang memesona di luar lewat jendela itu. Sayangnya, para penumpang tidak akan mampu menyaksikan bintang-bintang dari lokasi tersebut.

Seorang pakar sudah menjelaskan alasannya yang sesungguhnya tentang kenapa para penumpang tak bisa melihat bintang saat berada di luar atmosfer.
jendela pesawat
Astrofisikawan teoretis serta penulis ilmu pengetahuan, Ethan Siegel, menyatakan bahwa faktor utama dari kebingkapan ini ialah cahaya dalam kabin yang bisa meredupkan penglihatan terhadap langit malam beralter-alter.

Lampu Pesawat Bikin Silau

Para ilmuwan itu menyebutkan bahwa para
penumpang pesawat
Kehilangan bagian dari keindahan langit akibat cahaya lampu. Cahaya dari pesawat yang bersinar-bersin bisa menimbulkan kilatan di jendela, membuat sulit untuk mengagumi malam berbintang dibawahnya. Dia menjelaskan hal ini mirip seperti saat seseorang tak mampu melihat apa pun diluar rumah apabila lampunya menyala, karena kamar harus tetap dalam kondisi gelap agar bisa melihat keluar.

“Prinsip dasarnya adalah area yang sedang Anda pandangi harus lebih redup dibandingkan dengan area yang menjadi fokus penglihatan Anda, jika tidak maka visibilitas akan berkurang,” jelasnya pada suatu unggahan di media sosial.
Medium
, yang dikutip
Daily Mail
,
Senin, 31 Maret 2025.

Dia menegaskan bahwa tanpa adanya cahaya dari pesawat, para penumpang bisa benar-benar merasakan pengalaman mengagumkan melihat langit malam. Singkatnya, bayangkan saja sedang ada di rumah sendiri saat malam tiba-tiba datang. Apabila lampu di dalam rumah menyala namun diluar masih remang-remang, maka kita tak akan mampu melihat kegelapan tersebut dengan baik. Sebaliknya, apabila hanya bagian luar ruangan yang redup tapi lampu didalam sudah dimatikan, seseorang yang berdiri di luar bisa melihat seluruh isi rumah. “Jadi, untuk mendapatkan pandangan yang lebih luas tentang apa yang terjadi di luar, anda harus matikan lampu didalam dan juga dipinggiran rumah, kan?”

Faktor Pencahayaan dari Kota dan Bulan

Tetapi, elemen-elemen seperti pencemaran cahaya dari perkotaan, meski berada ribuan kaki di bawah, mampu mempengaruhi kemunculan bintang. Bulan pun menjadi hambatan alamiah sebab sinarnya bisa menutupi kilauan bintang dan membuatnya tampak redup.

Apabila para pelancong ingin menonton bintang saat perjalanan udara, mereka sebaiknya memilih kursi di samping jendela yang menjauhi sayap pesawat, bukan arah bulan, serta matikan pencahayaan kabin apabila mungkin. Di daerah dengan tingkat polusi cahaya yang cukup tinggi (misalnya seperti banyak kota besar), cuma bintang dan planet-planet tertentu saja yang bisa diamati meski kondisi langit sedang baik. Namun demikian, ketika posisinya adalah area yang minim cahaya atau terlalu jauh dari pusat permukiman, termasuk hilangnya sinaran bulan dan pengurangan cahaya tambahan, maka totalitas bintang yang dapat dilihat meningkat menjadi berkisar antara 6.000 sampai 45.000, galaksi Bima Sakti pun kelihatan, serta intensitas warnanya akan tampak lebih mencolok.


DAILY MAIL | MEDIUM