logo SLO Nusantara



SLONUS


,


Jakarta


– Sejumlah
peneliti
mengembangkan
kayu
Transparan yang dibuat menggunakan komponen organik seperti ekstrak putih telur serta beras yang bisa dijadikan alternatif
kaca
di jendela serta kemungkinan pada layar ponsel. Studi ini mengungkapkan bahwa bahan itu tak cuma tembus pandang, tetapi juga sangat kokoh dan lentur untuk digunakan dalam banyak keperluan.

“Di era kontemporer saat ini, plastik hadir dimanapun, bahkan dalam piranti yang kita gunakan sehari-hari. Hal ini menjadi suatu tantangan khususnya setelah periode penggunaannya berakhir. Plastik tak bisa terdegradasi dengan sendirinya,” ungkap Bharat Baruah, professor kimia di Kennesaw State University yang mengarahi studi ini, seperti dilansir dari rilis tersebut.
Society Amerika untuk Kimia (SAK)
, Rabu, 2 April 2025.

“Maka, saya bertanya, apa jadinya bila kita mampu menghasilkan suatu hal yang bersifat organik dan dapat terdegradasi dengan sendirinya?” lanjut Baruah.

Pengkajian ini dimulai karena ketertarikan Baruah terhadap pembuatan barang-barang dari kayu. Dia mengetahui bahwa banyak karya ilmiah sebelumnya memakai material sintetis semacam epoksi guna meningkatkan daya tahan kayu bening, akan tetapi dia bertujuan untuk menggali alternatif alamiah yang dapat membuat kayu tetap kokoh serta tak mudah goyah.

Dengan pengalamannya saat kecil di Assam, India, yang mengenalkan dia dengan bahan-bahan tradisional seperti campuran pasir, beras ketan, dan putih telur dalam pembuatan semen, Baruah menciptakan hipotesis bahwa zat-zat semacam itu mungkin dapat digunakan juga pada kayu transparan.

Pohon, yang tersusun atas selulosa, hemiselulosa, dan lignin, diproses dengan cara melepas lignin dan hemiselulosa sehingga menjadi bening. Selanjutnya, rongga dalam pohon tersebut diisi oleh larutan gabungan antara kuning telur murni dan tepung beras, beserta zat pekat agar kejernihan tetap terpelihara.

Menggandeng Ridham Raval, seorang mahasiswa pascasarjana, mereka sukses mentransformasi kayu balsa menjadi kayu setengan tembus pandang yang kuat dan lentur. Eksperimen ini membuktikan bahwa kayu transparan itu dapat dijadikan alternatif untuk kaca, misalnya dalam pembuatan jendela.

Agar dapat mengevaluasi tingkat efisiensinya, mereka merombak sarang burung menjadi sebuah miniatur rumah yang dilengkapi dengan jendela dari kayu tembus pandang. Dengan perubahan ini, temperatur di dalam struktur itu berada sekitar 5 sampai 6 derajat Celsius lebih dingin bila dibandingkan ketika memakai kaca.

Para peneliti pun mencoba kebolehan kayu tersebut dalam mentransmisikan arus listrik dengan memasukkan kawat nano perak. Walaupun kawat nano perak itu sendiri tak bisa terurai secara semula, kelompok riset merencanakan untuk menukarnya dengan material penghantar alamiah seperti graphene pada studi selanjutnya.

“Saya berharap menyampaikan pesan kepada mahasiswa pascasarjanaku bahwa kalian dapat melaksanakan riset yang menarik tanpa perlu merogoh kocek dalam-dalam,” ungkap Baruah.