logo SLO Nusantara

Tugas Refleksi Profesional untuk Guru Madrasiah Ibtidaiyah dalam Program PPG Kementerian Agama tahun 2025, Teliti Bab 1 sampai 8, Berdasarkan Pengalaman Praktek


SLONUS

Contoh refleksi profesional untuk guru kelas Madrasah Ibtidaiyah di bawah Program PendidikanProfesi Guru Kementerian Agama tahun 2025 dapat membantu Bapak/Ibu guru dalam melengkapi tugas tersebut.

Tugas ini ditujukan bagi pengajar kelas MI yang telah mendaftar di Program PPG Dalam Jabatan (Daljab) Kemenag tahun 2025.

Setelah menyelesaikan tugas mandiri dari topik hingga, guru diharapkan mengunggah refleksi profesional melalui LMS PPG Kemenag.

Profesional reflection bisa dikirimkan melalui website resmi LMS PPG Kementerian Agama yang berada di alamat lms.ppgkemenag.id.

Sebagai pedoman, beberapa Contoh Refleksi Profesional ditawarkan bagi pengajar MI meliputi beragam tema, dan bisa mendukung guru dalam mengatasi tanggung jawab tersebut.

Perhatikan beberapa Contoh Tugas Refleksi Profesional pada Program PPG Kementerian Agama tahun 2025 khususnya untuk modul Guru Kelas Madrasah Ibtidaiyah dengan topik 1 sampai 8 yang diselesaikan melalui platform lms.ppgkemenag.id, seperti disampaikan oleh Kang UY lewat kanal YouTube miliknya.


Kumpulan Soal Pretest Modul Profesional Topik 1 PPG Kemenag Daljab 2025, Ada Kunci Jawaban Terbaru


Tugas Refleksi Profesional

Dari materi yang telah Anda pelajari, mohon:

1. Pilih topik yang menggoda minat Anda lalu jelaskan topik tersebut!

2. Lakukan evaluasi pelaksanaan penerapan materi tersebut!

3. Sertakan cerita tentang pengalaman nyata selama proses belajar yang sejalan atau tidak sesuai dengan topik yang sedang dipelajari!

4. Jelaskan masalah-masalah yang terjadi serta pelajaran berharga apa saja yang diperoleh!

5. Susun strategi implementasi bahan tersebut pada proses belajar mengajar!


Selesai! Contoh Tugas Mandiri untuk Profesionalisasi PPG Daljab Kementerian Agama tahun 2025, Modul Pengajar Kelas MI, Bab 1 hingga 8


Jawaban:

-Topik 1: Bahasa Indonesia

-Topik 2: PPKn

-Topik 3: Sains Alam (SA)

-Topik 4: Studi Kemanusiaan (SKM)

-Topik 5: Matematika

-Topik 6: Pembelajaran Tematik


-Topik 7: Pengajaran Nilai dan Pembentukan Karakter

-Topik 8: Moderasi Beragama


MATERI: PEMBELAJARAN NILAI DAN PENGAJARAN Budi Pekerti

Nilai-nilai pendidikan serta pembangunan karakter adalah elemen penting dalam struktur pendidikan dengan tujuan untuk mencetak orang yang tak hanya unggul di bidang akademis, namun juga mempunyai prinsip moral, etika, dan sifat-sifat pribadi yang positif.

Pendidikan tersebut diselaraskan dengan rutinitas harian di sekolah, termasuk perayaan upacara bendera, aktivitas kerja bersama, serta program pembimbingan.

Di samping itu, lingkungan sekolah perlu dibentuk menjadi positif dan inklusif, sehingga memungkinkan para siswa untuk merasa terlindungi serta didengar dengan baik.

Guru-guru bukan cuma punya tugas untuk menyampaikan bahan pembelajaran saja, tapi juga harus membantu dalam mendiskusikan masalah-masalah etika serta merangsang pemikiran para murid soal prinsip-prinsip yang dipegangnya.

S
Ekskul juga harus bekerja sama dengan para orangtua serta masyarakat sekitar agar dapat mengokohkan pendidikan karakter di luar lingkup sekolah.

Pengalaman praktis yang memperkuat pembelajaran tentang nilai-nilai dan karakter bisa dilihat pada kegiatan bersama seperti pembersihan lingkungan sekolah, di mana terdapat pengenalan akan arti rasa bertanggung jawab serta bekerja secara tim.


Informasi Terbaru PPG Prajabatan 2025: Petunjuk Masuk ke Sistem dan Jadwal Pelaksanaan Program pada LMS di www.ppg.kemenag.id

Percakapan grup seputar masalah sosial yang sensitif bisa memperkuat kemampuan berpikir kritis serta rasa toleransi.

Sebaliknya, kasus yang bertolakan jauh ialah memberikan sanksi fisikal pada murid-murid dengan cara yang melecehkannya, menciderai harga dirinya, serta menyebarkan budaya kekerasan. Guru kurang bisa menjadi panutan bagi para pelajar apabila mereka gagal mendemonstrasikan disiplin dan integritas, sehingga ini dapat mencegah perkembangan moral positif di kalangan siswa-siswi tersebut.

Pembelajaran tentang nilai-nilai dan karakter dalam menghadapi sejumlah rintangan.

Sebagai contoh, dampak buruk dari media sosial, kekurangan teladan dari pihak dewasa, serta perbedaan pandangan antara lingkungan pendidikan dan rumah tangga.

Salah satu hambatan yang dihadapi adalah kesulitan dalam menilai efek dari pendidikan karakter dengan metode kuantitatif, ditambah lagi dengan kurangnya sumber daya dan pembinaan untuk para pengajar.

Meskipun demikian, dari hambatan tersebut, kita menyadari bahwa pendidikan karakter mengharuskan metode yang berkesinambungan, bersama-sama, dan sesuai dengan konteksnya.

Manfaatnya, pendidikan karakter yang sukses tak cuma menghasilkan orang pintar saja, melainkan juga seseorang dengan integritas, empati, serta memberikan sumbangsih positif terhadap lingkungan sekitarnya.

Agar dapat mencapai pendidikan tentang nilai dan karakter yang berhasil, dibutuhkan strategi tindakan menyeluruh yang menambahkan nilai-nilai moral ke dalam kurrikulum dengan cara merencanakan nilai-nilai tersebut, belajar dari sumber nilai-nilai itu sendiri, dan melakukan evaluasi mendalam terhadap aspek kepribadian siswa. Selain itu, hal ini juga harus didorong lebih jauh oleh aktivitas di luar kelas seperti mentorship programs, kegiatan bakti sosial, dan club-club berkarakter.

Di samping itu, budaya sekolah perlu didukung oleh teladan dari para guru, suasana yang positif, dan pemberian apresiasi terhadap karakter, di mana hal ini semua dilakukan dengan mengikutsertakan orangtua dan masyarakat secara keseluruhan lewat proses sosialiasi tentang program-programnya, kerjasama antara berbagai pihak, serta penyuluhan bagi orangtua.

Pengawasan berkelanjutan yang melibatkan pengumpulan dan pengecekan data, bersama dengan langkah-langkah perbaikan, menjamin bahwa program tetap maju dan berhasil dalam menciptakan kepribadian baik para siswa.


Kesimpulan:

Mengajarkan nilai-nilai serta karakter adalah bentuk penanaman modal jangka panjang untuk mencetak orang-orang yang memiliki integritas, empati, dan memberikan sumbangan positif kepada lingkungan sekitar mereka.

Agar bisa sukses, dibutuhkan strategi yang terus-menerus, bersama-sama, dan disesuaikan dengan kondisi setempat.

Dengan bantuan dari semua pihak seperti sekolah, keluarga, dan masyarakat, pendidikan karakter bisa mencetak generasi yang tak cuma pandai di bidang akademik saja, tapi juga punya prinsip dan nilai-nilai moral yang kokoh.


*) Disclaimer:

  • Contoh Tugas Refleksi Profesional PPG Modul Khusus Guru Kelas MI Topik 1-8 pada artikel ini dimaksudkan hanya sebagai panduan bagi para guru yang terdaftar dalam PPG Daljab Kemenag tahun 2025 ketika menyelesaikan tugasnya di LMS.


(SLONUS/
Tribunnews.com
)