logo SLO Nusantara


SLONUS

Museum punya kemampuan luar biasa untuk jadi tujuan pariwisata yang cantik serta mendidik dengan memberikan campuran istimewa di antara aspek visual yang menggoda dan peluang buat mempelajari tentang sejarah, kebudayaan, dan sains.

Museum-museum kontemporer kian mengutamakan penyajian pameran yang menarik secara visual, melalui aplikasi pencahayaan, pemilihan warna, serta perencanaan ruangan yang estetis.

Museum seni serta museum sejarah biasanya menyimpan kumpulan objek yang menarik perhatian dan bermutu artistik tinggi, misalnya gambaran cat minyak, pahatan, dan barang antik berkaitan historis.

Beberapa museum kontemporer memberikan pengalaman interaktif berupa simulasi, game, serta demo yang menjadikannya lebih menghibur saat melakukan pembelajaran.

Museum menyajikan hiburan yang tak sekadar mempesona, melainkan juga membekali pengunjung dengan ilmu pengetahuan serta perspektif baru.

Sebagai sebuah kota bersejarah, Yogyakarta menyimpan beberapa museum yang indah serta mendidik diantaranya adalah Museum Sonobudoyo, Museum Benteng Vredeburg, Museum Sandi, Museum Ullen Sentalu, Museum Gunung Merapi, Museum Affandi, Museum Mandala Dirgantara, dan Monumen Jogja Kembali.

Nah untuk kamu yang tertarik untuk berwisata sekaligus belajar, kamu bisa simak informasi mengenai museum-museum tersebut berikut ini:


1. Museum Sonobudoyo

Museum Sonobudoyo merupakan salah satu tempat wisata populer di Yogyakarta yang menampilkan berbagai benda-benda bernilai seni dan warisan sejarah Jawa.

Museum Sonobudoyo terdiri dari dua bagian yang letaknya tidak bersamaan.

Unit I: Jalan Trikora Nomor 6, Yogyakarta

Unit II: Jalan Wijilan Ndalem Condrokiranan, Yogyakarta

Museum Sonobudoyo dibangun pada tahun 1935 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono VIII.

Museum ini pertama kali dibangun oleh suatu lembaga pendiri pada zaman penjajahan, yakni Java Institut, yang berfokus pada budaya Jawa, Madura, Bali, serta Lombok.

Museum Sonobudoyo menyimpan ragam kumpulan barang, termasuk wayang, keris, batik, topeng, patung, senjata tradisional, serta banyak benda-benda kebudayaan Jawa lainnya.

Museum Sonobudoyo dikenal sebagai museum budaya Jawa yang paling lengkap kedua sesudah Museum Nasional yang ada di Jakarta.

Museum tersebut memberikan wawasan pembelajaran yang mendalam mengenai sejarah serta kebudayaan Pulau Jawa.

Museum ini kerap menyelenggarakan pertunjukkan wayang kulit.

Museum Sonobudoyo juga dilengkapi dengan sebuah perpustakaan yang menjaga beragam dokumen tua.

Museum ini menyediakan ruang khusus untuk pameran sementara.


2. Museum Benteng Vredeburg

Museum Benteng Vredeburg merupakan salah satu museum bersejarah yang ada di tengah Kota Yogyakarta, secara spesifik berada di Jalan Margo Mulyo Nomor 6, Ngupasan, Kecamatan Gondomanan.

Museum tersebut berada di dalam kompleks benteng bekas kolonial Belanda yang kaya akan sejarah.

Pada awalnya, benteng tersebut didirikan pada tahun 1765 berdasarkan permintaan Sultan Hamengkubuwono I kepada pihak Belanda dan diberi nama Rustenburg. Tujuannya adalah untuk melindungi keselamatan istana.

Akan tetapi, sebenarnya, benteng tersebut dipergunakan sebagai lambang otoritas dan markas pengendalian Belanda terhadap istana serta area Yogyakarta.

Setelah menderita kerusakan karena guncangan gempa bumi di tahun 1867, struktur ini direnovasi ulang dan dinamai Vredeburg, sebuah istilah yang merujuk pada “benteng kedamaian”.

Dengan berlalunya waktu, bangunan pertahanan ini telah melalui beberapa transformasi dalam penggunaannya sampai pada tahun 1992 diresmikan menjadi Museum Spesialis Perjuangan Bangsa.

Museum Benteng Vredeburg menyimpan beragam kumpulan benda-benda yang mencerminkan riwayat pertempuran rakyat Indonesia, terlebih di era kolonialisme Belanda.

Koleksi-koleksi tersebut antara lain:

a. Diorama yang menunjukkan kejadian-kejadian krusial pada masa pertempuran.

b. Benda-benda bersejarah, misalnya senjata, pakaian, serta dokumen.

c. Gambar-gambar serta seni lukis yang menunjukkan keadaan dan figur-figur dari era perjuangan.

Museum ini pun dilengkapi dengan berbagai fasilitas tambahan, termasuk area untuk pameran sementara, ruangan multimedia, serta gedung pertemuan.

Benteng Vredeburg Museum menyajikan suatu pembelajaran tentang sejarah yang menghibur serta mendidik.

Posisi yang sangat baik di area Malioboro memudahkan para turis untuk mengunjungi museum tersebut.

Desain bangunan fort yang kuno dan menarik menyihir para tamu yang datang.


3. Museum Ullen Sentalu

Ullen Sentalu Museum merupakan salah satu tempat pariwisata budaya yang istimewa dan menggoda di Yogyakarta.

Berada di area Kaliurang yang sejuk, tempat wisata ini menyajikan pengalaman unik dibandingkan dengan kebanyakan museum lainnya.

Museum Ullen Sentalu berada di Jalan Boyong KM 25, Kaliurang, Hargobinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Museum ini bukan saja mengevaluasi koleksi benda-benda bersejarah, melainkan juga menggambarkan cerita-cerita kehidupan kaum bangsawan dari Kerajaan Mataram, terutama perempuannya.

Para pengunjung akan ditemani keliling museum oleh panduan wisatawan yang akan mengisahkan latar belakang serta arti dari tiap benda di dalamnya.

Kesan hening dan teduh di dalam museum, bersama dengan desain struktur bangunan yang memesona, memberikan petualangan batin yang kaya kepada para tamu.

Nama Ullen Sentalu adalah singkatan dari kalimat dalam bahasa Jawa “Ullating Blencong Sejatine Tataning Lumaku” yang artinya “Kebrightness blencong sebenarnya menjadi panduan bagi manusia untuk mengarungi hidup”.

Museum Ullen Sentalu menyimpan berbagai benda bernilai sejarah terkait Kerajaan Mataram Islam, meliputi Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.

Berikut beberapa kumpulan yang menarik diantaranya adalah:

a. Seri kain batik yang berasal dari beragam zaman dan wilayah.

b. Karya seni gambar wajah para bangsawan.

c. Artefak-artefak bersejarah lainnya.

Waktu operasional: Terbuka dari Selasa hingga Minggu, mulai pukul 08.30 sampai 16.00 WIB (Senin libur).

Museum ini menyediakan beragam pilihan tur yang bisa diadaptasi sesuai permintaan para tamu.

Museum ini sangat teliti dalam merawat koleksinya, oleh karena itu terdapat sejumlah zona di mana pengambilan gambar dilarang.


4. Museum Affandi

Museum Affandi merupakan suatu galeri seni yang berada di kota Yogyakarta, Indonesia.

Museum ini bertujuan untuk merayakan dan menampilkan kreasi seniman lukis ekspresionis asal Indonesia, Affandi.

Museum Affandi berada di Jalan Laksda Adisucipto Nomor 167, Yogyakarta, yang berdekatan dengan Sungai Gajahwong.

Museum tersebut dibangun langsung oleh Affandi pada tahun 1974.

Museum ini bukan hanya digunakan sebagai gudang untuk mengumpulkan karya seni, melainkan juga menjadi rumah dan ruang kerja bagi Affandi.

Museum Affandi menampilkan ragam karya seni melukis oleh Affandi. Di samping itu, tempat ini juga mengoleksi beragam barang pusaka milik Affandi yang mencakup kendaraan roda empat, sepeda ontel, serta beberapa item tambahan.

Museum tersebut menyimpan lebih dari 300 karya seni lukis oleh Affandi yang berasal dari beragam tahap karirnya.

Di samping karya seni lukisnya, museum tersebut juga mengepung koleksi pribadi Affandi, termasuk mobil serta sepeda bekicot yang kerap dia pakai.

Museum ini menampilkan pula hasil kreatif dari keluarga Affandi, termasuk lukisan-lukisan oleh Kartika, anak perempuan Affandi.

Museum ini menyajikan pengalaman spesial bagi Anda untuk mengamati secara langsung buatan-buatan Affandi serta merasakan ciri khas teknik melukisnya.

Desain gedung museum yang menarik, dilengkapi atap bergaya daun pisang, turut menyedot perhatian wisatawan.

Lokasi museum yang berada di tepi sungai menambah suasana asri dan sejuk.

Museum tersebut dibuka setiap harinya mulai pukul 09.00 sampai dengan 16.00 WIB.

Museum ini menyediakan berbagaifasilitas publik antara lain, kursi roda untuk disabilitas, Wi-Fi, toilet, ruangan ibadah, restoran, dan area parkir.


5. Museum Gunung Merapi

Museum Gunung Merapi merupakan sebuah museum yang berada di kota Yogyakarta, Indonesia. Museum ini bertujuan menyajikan pengetahuan serta wawasan mengenai Gunung Merapi, yang dikenal sebagai salah satu dari gunung-gunung berapi yang paling sering meletus di planet kita.

Museum Gunung Merapi berada di Jalan Kaliurang KM 22, area Banteng, Hargobinangun, Pakem, Sleman, dalam Daerah Istimewa Yogyakarta.

Museum ini dibangun untuk menjadi wadah pendidikan dan informasi tentang Gunung Merapi, khususnya setelah letusan besar pada tahun 2010.

Museum ini dimaksudkan untuk memperkuat pemahaman publik mengenai ancaman yang ditimbulkan oleh letusan Gunung Berapi serta langkah-langkah penanggulanganannya.

Museum ini memamerkan sejumlah kumpulan benda terkait Gunung Merapi, diantaranya adalah:

a. Data geologis mengenai Gunung Merapi serta gunung-gunung api lain yang terdapat di Indonesia.

b. Catatan historis mengenai erupsi Gunung Merapi.

c. Benda-benda yang dijumpai pasca letusan, seperti bebatuan vulkanik serta barang-barang yang terkelupas atau hancur karena erupsinya gunung berapi.

d. Demonstrasi dan pertunjukan yang menerangkan cara terjadinya erupsi Gunung Berapi.

e. Data tentang beragam Gunung Berapi di seluruh Dunia.

Museum ini juga memiliki ruang audio visual yang menampilkan film-film dokumenter tentang Gunung Merapi.

Museum ini menyajikan pendidikan interaktif mengenai gunung berapi yang sangat menarik.

Para pengunjung bisa mempelajari tentang proses geologi, riwayat erupsi gunung berapi, serta langkah-langkah penanggulangan bencana.

Museum ini pun terkenal dengan desain bangunannya yang istimewa dan mengundang perhatian.

Tempat Museum ini terletak di daerah bawah gunung Merapi, yang memberikan pesona uniknya sendiri.

Waktu operasional: Selasa sampai Minggu, dari jam 08.00 hingga 15.30 WIB (jumat berakhir pada jam 14.30 WIB). Hari Senin tempat ini tutup.


6. Museum Sandi

Museum Sandi merupakan satu-satunya museum kriptografi di Indonesia dan berada di Yogyakarta.

Museum tersebut dibangun dengan tujuan untuk memelihara serta memberi pendidikan kepada publik tentang aspek-aspek sejarah kriptografi di Indonesia dan global.

Museum Sandi berada di Jalan Faridan M. Noto Nomor 21, Kotabaru, Gondokusuman, Kota Yogyakarta.

Museum Sandi didirikan secarabersama-sama oleh Kepala Lembaga Sandi Negara RI saat itu, Mayor Jenderal TNI Nachrowi Ramli, dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, pada tahun 2006.

Museum Sandi ditetapkan sebagai museum resmi dan dibuka untuk publik pada tanggal 29 Juli 2008.

Agar dapat memperbaiki kualitas layanannya, museum tersebut kemudian dipindahkan ke sebuah gedung cagar budaya dengan arsitektur ala Belanda. Gedung ini sebelumnya difungsikan sebagai kantor Kementerian Luar Negeri pada tahun 1947 dan terletak di Jalan Faridan Muridan Noto Nomor 21, Kotabaru, Yogyakarta.

Secara resmi disahkan oleh Kepala Badan Siber dan Sandi Negara Mayor Jenderal TNI Dr. Djoko Setiadi M.Si., bersama dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X pada hari 29 Januari 2014.

Museum Sandi menyimpan ragam kumpulan benda, di antaranya adalah:

a. Perangkat enkripsi lokal maupun internasional.

b. Replikasi instrumen penyandian tradisional dari beragam kebudayaan.

c. Diorama yang menunjukkan sejarah kriptografi di Indonesia.

d. Berkas-berkas sejarah yang berkaitan dengan kode-kode rahasia.

e. Perlengkapan kode yang dipakai selama Agresi Militer Belanda I dan II.

f. Riwayat pembentukan lembaga pelindung informasi rahasia di masa awal kemerdekaan Indonesia, yang didirikan oleh Sang Bapak Sandi Negara – dr. Roebiono Kertopati.

Para pengunjung bisa mengenal metode pembuatan kata sandi dengan mudah dan juga mengetahui asal-usul didirikannya lembaga keamanan informasi terenkripsi di masa permulaan kemerdekaan Indonesia yang dibentuk oleh Bapak Sandi Nasional Indonesia – dr. Roebiono Kertopati pada hari ke-empat bulan April tahun 1946.

Museum Sandi turut mengurus Situs Rumah Sandi yang terletak di Dukuh, Purwoharajo, Samigaluh, Kulonprogo serta Monumen Sanapati yang ada di Jalan I Dewa Nyoman Oka, persis di sisi timur Gereja Santo Antonius, Kotabaru.

Museum tersebut memberikan pengalaman yang mendidik serta luar biasa terkait dengan bidang per kode-an.

Para pengunjung bisa mengetahui lebih lanjut mengenai sejarah kriptografi, metode penyandian dan penerjemahan kode, termasuk juga dampak dari aktivitas sandi terhadap sejarah di tanah air.

Museum Sandi adalah satu-satunya museum yang mengkhususkan diri dalam bidang kriptologi di Indonesia.

Museum ini ideal bagi mereka yang menyukai sejarah, teknologi, serta kriptografi.

Berkunjung ke museum ini tidak dipungut biaya alias free entry. Selain itu, para pengunjung akan didampingi oleh seorang pemandu profesional yang dapat memberikan informasi mengenai aspek-aspek seperti sejarah, kode-kode rahasia, serta materi pembelajaran tambahan secara langsung.

Museum Sandi terbuka mulai hari Selasa sampai dengan Minggu, dari jam 08.00 s.d. 15.30 WIB.

Museum ini dilengkapi dengan fasilitas multimedia yang dapat diinteraksi.


7. Museum Dirgantara Mandala

Museum Dirgantara Mandala merupakan tempat yang diresmikan untuk mengenang perjalanan sejarah penerbangan di Indonesia, terutama aspek-aspek yang berhubungan dengan TNI AU atau Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara.

Museum ini berada di dalam area pangkalan udara Adisutjipta, Yogyakarta.

Museum Dirgantara Mandala berada dalam area pangkalan udara Adisutjipto, Jalan Raya Janti, Karang Janbe, Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta dengan kode pos 55282.

Museum tersebut dibangun pada tanggal 4 April 1969 atas inisiatif Panglima Angkatan Udara Laksamana Roesmin Noerjadin.

Museum tersebut pertama kali terletak di Jakarta sebelum akhirnya dipindahkan ke Yogyakarta pada tahun 1978.

Museum ini dibangun dengan tujuan melindungi dan mencatat riwayat penerbangan di Indonesia, sambil juga memberi pendidikan kepada publik tentang fungsi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara.

Museum ini menyimpan ragam kumpulan benda, antara lain:

a. Kendaraan udara yang bervariasi seperti jet, pesawat pengangkut, serta helicopter dari beragam zaman dan model, meliputi juga pesawat perang.

b. Alat senjata yang dipakai oleh TNI Angkatan Udara.

c. Pakaian dinas serta peralatan pilot.

d. Gambar-gambar serta dokumen-dokumen bernilai sejarah.

e. Diorama yang menunjukkan kejadian-kejadian utama dalam sejarah penerbangan di Indonesia.

f. Rudal dan peralatan tempur udara.

Museum ini pun dilengkapi dengan sebuah perpustakaan yang menampung kumpulan buku serta arsip terkait penerbangan.

Museum ini menyajikan pendidikan interaktif yang menghiburkan terkait dengan sejarah penerbangan di Indonesia.

Para pengunjung bisa menyaksikan langsung pesawat-pesawat bersejarah tersebut dan menggali informasi tentang kontribusi TNI AU dalam menjaga kemerdekaan bangsa.

Museum ini sesuai dijadikan tujuan kunjungan bagi keluarga serta para siswa.

Waktu operasional: setiap hari dari pukul 08.30 hingga 15.00 WIB.


8.

Monumen Jogja Kembali, biasa dikenal sebagai Monjali, merupakan sebuah museum bersejarah yang terdapat di kota Yogyakarta, Indonesia.

Museum ini didirikan sebagai bentuk peringatan atas kepulangan ibu kota Republik Indonesia ke Yogyakarta yang terjadi pada 29 Juni 1949.

Monumen Jogja Kembali berada di Jalanan Lingkar Utara, Jongkang, Sariharajo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.

Monumen tersebut didirikan guna mengenang saat pemindahan ibukota Republik Indonesia dari tempat lama ke Yogyakarta pasca kedatangan Belanda.

Ide untuk membangun monumen tersebut diajukan oleh Kolonel Soegiarto, mantan Walikota Yogyakarta, pada tahun 1983.

Monumen tersebut diresmikan pada 6 Juli 1989 oleh Presiden Soeharto.

Monumen ini berbentuk unik layaknya tumpeng, yang melambangkan rasa syukur serta harapan.

Tugu ini berbentuk tiga tingkat, dengan setiap tingkatan menampilkan koleksi serta diorama yang mendetailkan riwayat pertempuran untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.

Monumen ini memiliki beragam koleksi yang terkait dengan sejarah pertempuran untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, di antaranya:

a. Dipajang diorama yang menunjukkan kejadian-kejadian krusial.

b. Replika senjata serta kendaraan yang dipakai saat periode perlawanan.

c. Gambar-gambar serta berkas-berkas penting sejarah.

d. Relief yang menceritakan petualangan pemberontakannya.

Monumen ini menyajikan suatu pembelajaran sejarah yang menghibur serta mendidik.

Desain gedung yang istimewa memberikan pesona khusus untuk para tamu.

Posisinya yang terletak di Yogyakarta menjadikan monumen ini sangat mudah dijangkau oleh para pelancong.

Waktu operasional: Selasa hingga Minggu, dari jam 08.00 sampai 16.00 WIB.

Museum tersebut tertutup di hari Senin.

(MG Ni Komang Putri Sawitri Ratna Duhita)