logo SLO Nusantara

Laporan Asnawi Luwi | Aceh Tenggara


SLONUS, KUTACANE

– Bupati Aceh Tenggara, H M Salim Fakhry, diharapkan mengatur semua kendaraan umum (Mopen) yang beroperasi antar Provinsi maupun eksternal Provinsi supaya masuk ke Terminal Terpadu Kutacane pada hari Kamis tanggal 6 April 2025.

Sampai sekarang, banyak kendaraan roda empat atau lebih (Mobil Pickup) yang diparkir secara acak di Kutacane kota, menimbulkan kekisruhan dan menghalangi aliran lalu lintas pada jalan nasional yang mempersatukan wilayah Aceh Tenggara dengan Sumatera Utara.

Dr Nasrul Zaman, tokoh masyarakat dari Aceh Tenggara, mengatakan bahwa Terminal Terpadu Kutacane dilengkapi dengan fasilitas cukup baik guna menampung semua kendaraan transportasi.

Meskipun demikian, baru sebagian trayek tertentu seperti Banda Aceh-Kutacane, Medan, serta Pematang Siantar yang secara aktif menggunakan terminal tersebut, terutama pada masa perayaan Lebaran Idul Fitri 1446 Hijriah.

Terminal Terpadu Kutacane idealnya harus menjadi titik fokus transportasi yang menyediakan layanan untuk semua kendaraan di Desa Kutarih, Kecamatan Babussalam.

Apabila hal ini dilaksanakan, maka akan memberikan dampak yang menguntungkan bagi ekonomi warga setempat, terutama para pedagang kecil di area Terminal,” katanya.

Dia yakin pula bahwa berdasarkan kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tenggara, yakni M Salim Fakhry serta Heri Al Hilal, semua armada Mini Bus baik dari dalam maupun luar provinsi yang sebelumnya tak memanfaatkan terminal bisa dipindahkan ke Terminal Terpadu Kutacane.

“Insya Allah, saya merasa tidak ada hambatan berarti karena fasilitas sudah cukup lengkap mulai dari bangunan, masjid sampai penunjang lainnya. Tetapi, perbaikan masih diperlukan supaya Terminal Terpadu Kutacane menjadi lebih cantik dan mengundang,” jelasnya.

Di samping itu, dia menyarankan bahwa transportasi desa juga perlu disediakan untuk melayani rute yang dimulai tepat di depan SMKN di sekitar kompleks pelajar Babussalam, hingga ke Terminal Terpadu Kutacane, dengan titik akhir berada di sisi pendopo bupati Aceh Tenggara.

Ini diperlukan supaya terdapat kendaraan pengantar penumpang ke terminal, dengan tujuan untuk meningkatkan aktivitas serta memfasilitasi kemudahan akses masyarakat dalam menggunakan transportasi menuju terminal.

Pimpinan Utama Gerakan Muda Pulau Tenang, Dahrinsyah, juga menyokong tindakan pembersihan tersebut.

Menurut dia, apabila Terminal Terpadu Kutacane dioperasikan dengan optimal, PAD diproyeksikan mengalami kenaikan.

“Saya yakin Bupati dapat menyusun semua armada transportasi supaya memasuki Terminal Terpadu Kutacane, berdasarkan pengalaman beliau dalam mengatur pemerintahan,” ujarnya.

Sama halnya dengan itu, Pengawas Mobil BTN untuk rute Kutacane-Medan, Samsul Bahri, turut mendesak Bupati supaya segera melakukan pemindahan total dari semua Mopen ke terminal yang telah ditentukan.

“Harapan kami kepada Bupati Aceh Tenggara supaya dengan cepat mengambil tindakan kuat guna menyusun semua Mopen sehingga dapat memasuki Terminal Terpadu Kutacane,” katanya.

(*)