IML Melepaskan Papan Selancar, Terbawa Arus Hingga meninggal Dunia di Pantai Pandan Nusa Penida
SLONUS, KLUNGKUNG
Seorang remaja berasal dari Dusun Sompang, Desa Bungamekar yang bernama awalan IMS (18) terendam di Pantai Pandan, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali pada hari Rabu tanggal 2 Maret 2025.
Para korban yang dievakuasi telah tidak sadar, tetapi nyawa mereka tidak dapat diselamatkan.
Kepala Kepolisian Sektor Nusa Penida Kompol Ida Bagus Putra Sumerta mengatakan bahwa insiden ini dimulai ketika korban bersama dengan dua rekannya sepakat untuk mandi di Pantai Pandan, sebuah tempat yang terletak di Dusun Sompang, Desa Bungamekar pada hari Rabu (2/3/2025) petang.
Sesampainya di Pantai Pandan, korban beserta kawannya segera mandi air laut dan disinyalir bahwa korban serta rekankanya pernah memakai papan luncur yang dipinjam dari sebuah kedai di pinggiran tepian itu.
Selanjutnya, sang korban menggenggam papan selancar itu bersama-sama dengan kawannya.
Posisi korban saat itu terletak di sisi kiri papan selancarnya, disusul oleh temannya yang berada di posisi tengah dan kanan dari papan selancar tersebut.
Ketiganya mendorong papan selancar itu dengan tangan mereka secara bersama-sama menuju ke arah tengah lautan.
Karena adanya arus yang kencang, para teman dari korban melepaskan papan selancuran mereka dan berenang menuju tepian pantai untuk menyelamatkan diri.
Mengeluarkan para korban yang tetap menggenggam papan selancar dan terdampar lebih jauh ke lautan lepas.
Mengerti akan itu, korban malah melepas papan tersebut.
“Akan tetapi, disayangkan kekuatan arus di waktu tersebut begitu besar hingga menyebabkan para korban merasa cemas dan kesulitan, yang berakhir dengan mereka tenggelam,” terang Ida Bagus Putra Sumerta, Kamis (3/4/2025).
Setibanya di tepi pantai, kawan dari korban mengundang bantuan kepada penduduk lokal.
Tepatnya di tempat kejadian terdapat beberapa penduduk setempat serta satu orang turis yang sedang berada di dalam perahu.
Setelah itu, mereka sukses menyelamatkan korbannya dan segera mengantarkan orang tersebut ke daratan di sekitar Pantai Cristal Bay.
Para korban yang telah pingsan sempat menerima tindakan darurat seperti jantung buatan dari penduduk setempat dan wisatawan yang ada di Pantai Crystal Bay.
Korban yang belum pulih kesadaran pun kemudian diantarkan ke Rumah Sakit Gema Santi.
Akan tetapi, usai menjalani serangkaian tes medis, upaya menyelamatkan hidup korban menjadi mustahil.
Keluarga menyetujui kepergian sang korban sebagai suatu ujian dan dengan ikhlas menerimanya sebagai musibah.
Ida Bagus Putra Sumerta menyarankan kepada publik supaya tetap waspada dan menjadikan keamanan sebagai prioritas utama dalam semua kegiatan, khususnya ketika berada di perairan laut.
Amati situasi iklim, pakailah perlengkapan keamanan yang cukup, serta jangan sungkan minta pertolongan apabila dibutuhkan.
“Ucapan belasungkawa yang tulus disampaikan kepada para keluarga dari para korban. Apabila mengalami situasi darurat, harap segera memberitahukan hal tersebut ke Call Center 110 sehingga pertolongan dapat sampai dengan cepat,” katanya. (*)
Berita lainnya di
Terseret Arus